BRIEF.ID – Pemerintah memperkuat peran koperasi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan langkah-langkah strategis yang ditempuh Kementerian Koperasi dan Kementerian Pertanian untuk mendukung pelaksanaan program MBG.
“Kami baru selesai rapat dengan Pak Presiden, dan itu menyangkut bagaimana langkah-langkah soal pangan dan juga program Makan Bergizi Gratis. Peran koperasi, Kementerian Pertanian, dan juga percepatan-percepatan yang ingin dilakukan untuk pembangunan di desa, terutama pangan,” ujar Budi Arie usai menghadiri rapat yang dipimpin Presiden Prabowo di Istana Merdeka Jakarta, Senin (24/2/2025).
Budi Arie mengatakan, koperasi sebagai instrumen utama berperan aktif meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di desa-desa yang bergerak di sektor pertanian.
“Pak Presiden ingin koperasi ini menjadi gaya hidup baru. Koperasi menjadi strategik, dan diharapkan bisa membantu masyarakat atau rakyat meningkat kesejahteraannya,” lanjutnya.
Di sisi lain, pemerintah juga mengambil langkah tegas dalam mendorong industri susu dalam negeri. Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa seluruh industri pengolahan susu wajib menyerap susu lokal dari peternak dalam negeri.
“Industri pengolahan susu wajib mengambil susu lokal. Kalau tidak dia laksanakan, maka izin impornya dan kuota impornya bisa kita bekukan atau kita tahan,” ujar Wamen Pertanian Sudaryono.
Sudaryono menyebut bahwa saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 80% kebutuhan susu nasional, sementara produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 20%. Pemerintah menargetkan untuk menekan angka impor ini dengan meningkatkan produksi susu dalam negeri.
“Kita ingin instruksi dari Presiden Prabowo adalah bagaimana industri susunya kita naikkan, impornya kita tekan. Jadi orangnya bukan dibatasi untuk minum susu, orang boleh minum susu tapi dari 100% yang kita minum bagaimana kuotanya ini lama-lama harus kita balik,” jelas Sudaryono.
Pemerintah, lanjutnya, telah mencanangkan investasi dalam pengadaan induk sapi, dengan target mendatangkan dua juta sapi indukan ke Indonesia.
“Sudah ada 167 perusahaan yang komit untuk berinvestasi mendatangkan sapi. Jadi negara tidak mengeluarkan APBN tapi mereka berinvestasi, sumber sapinya dari mereka, mereka yang pelihara, mereka yang bermitra dengan peternak-peternak lokal dan seterusnya,” tambahnya.
Pemerintah juga memastikan program Makan Bergizi Gratis akan didukung dengan sumber protein lokal. Saat ini, susu belum masuk dalam program tersebut karena keterbatasan produksi dalam negeri.
“Kita tidak ingin memberikan susu impor kepada anak-anak kita. Kita ingin substitusi dulu dengan sumber protein yang lain, dengan telur, daging ayam dan seterusnya,” kata Sudaryono. (nov)