BRIEF.ID – Presiden Prabowo Subianto membidik target ambisius untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi, pada masa pemerintahan Kabinet Merah Putih (KMP), periode 2024-2029.
“Kita harus swasembada pangan. Itu prioritas dasar karena situasi global, perang besar bisa pecah setiap saat. Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan rakyat kita sendiri. Swasembada energi, mutlak,” kata Presiden Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2024) di Kantor Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Ia mengatakan, sebagai bangsa yang dikaruniai kekayaan alam, Indonesia wajib memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki untuk kemakmuran bangsa.
“Kita bersyukur kita punya sumber alam yang sangat besar. Kita sekarang tidak boleh ragu-ragu memanfaatkan sebaik-baiknya. Hilirisasi kunci dari pada kemakmuran,” kata Prabowo.
Prabowo telah memerintahkan menteri-menteri terkait, yaitu Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan untuk menginventarisasi proyek-proyek penting dalam program hilirisasi.
“Ada 26 komoditas proyek-proyek yang vital. Dalam 26 komoditas tersebut yang harus dihilirisasi segera dirumuskan. Bikin daftar dan kita segera untuk mencari dana, sehingga kita bisa mulai hilirisasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” kata Prabowo.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor migas RI pada tahun 2023 mencapai US$ 35,83 miliar. Data impor migas pada 2023 itu tercatat berasal dari impor minyak mentah US$ 11,14 miliar, impor hasil minyak (BBM) US$ 21,01 miliar, dan impor gas (LPG) US$ 3,68 miliar.
Data BPS menunjukkan, selama Januari-September 2024 ini, impor migas RI tercatat sebesar US$ 26,74 miliar.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama, pada tahun 2023, yang mencatatkan impor migas sebesar US$ 25,76 miliar. Dari total impor, minyak mentah menyumbang US$ 7,74 miliar, sementara hasil minyak mencapai US$ 18,99 miliar.
No Comments