BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Pemilu 2024 berpotensi memicu terjadinya berbagai risiko dan ketegangan di tengah masyarakat, meskipun Indonesia telah lima kali menggelar pesta demokrasi langsung.
“Memang berdasarkan pengalaman kita mengadakan pemilu langsung, 5 kali pemilu. Saya meyakini bangsa kita telah dewasa dalam berdemokrasi. Tapi juga kita tidak bisa pungkiri potensi risiko akan tetap ada, potensi ketegangan juga akan tetap ada,” kata Presiden Jokowi pada Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).
Hadir pada kesempatan itu, Menko PMK Muhadjir Effendy, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi, Panglima Tinggi Kokam sekaligus Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Presiden Jokowi mengatakan, menghadapi situasi yang kurang baik itu sangat diperlukan peran strategis, kontribusi organisasi sukarelawan, dan organisasi pemuda seperti Kokam Muhammadiyah.
“Masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu. Kedamaian juga tidak boleh koyak karena pemilu. Dan, lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan,” kata Presiden Jokowi.
Ia mengatakan, dalam demokrasi perbedaan pilihan adalah wajar. Selain itu, berbeda pilihan juga wajar.
“Menang dan kalah, itu juga wajar. Adu argumentasi, adu argumen itu juga wajar. Yang penting dan paling utama adalah persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga bersama-sama,” ujarnya.
No Comments