BRIEF.ID – Praktisi kesehatan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dyah Sulistianingsih mengatakan, risiko terjadinya komplikasi penyakit yang diakibatkan oleh diabetes pada pasien di Asia lebih besar dibandingkan pada pasien di Eropa dan Amerika.
“Komplikasi diabetes sangat menurunkan kualitas hidup, seperti gagal ginjal dan gangguan jantung, hal itu jauh lebih besar terjadi pada kita di Asia dibandingkan populasi Amerika dan Eropa,” kata Dyah di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Dyah mengatakan komplikasi penyakit yang diakibatkan oleh diabetes lebih progresif pada usia di bawah 40 tahun, lebih mudah menjadikan komplikasi, banyak pasien diabetes pada usia tersebut juga terkena penyakit jantung, dan itu empat kali lebih tinggi daripada yang di atas 45 tahun.
Ia menyebutkan jika seseorang terkena komplikasi penyakit kronik akibat diabetes, maka biaya kesehatannya meningkat hingga 130%.
Selain itu, sambungnya, penelitian juga membuktikan bagi para penderita komplikasi penyakit yang diakibatkan oleh diabetes, mereka sering meninggalkan kantor karena berobat sehingga kualitas produktivitasnya menurun.
“Juga ada penelitian mengatakan, jika seseorang terkena penyakit diabetes di bawah usia 19 tahun, maka angka harapan hidupnya dapat berkurang sebesar 15 tahun,” ujar dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Ia mengatakan, penyebab diabetes melitus (diabetes tipe 2) pada usia muda adalah obesitas yang ditandai Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan angka lebih besar atau sama dengan 25, yang dapat dihitung dengan cara berat badan dibagi tinggi badan yang dikuadratkan (kg/m²).
Jika populasi penduduk Asia dibandingkan dengan populasi Eropa dengan IMT yang sama, maka populasi Asia memiliki lingkar pinggang dan lemak tubuh yang lebih besar sekitar tiga sampai lima persen.
“Jadi kalau dibandingkan dengan Eropa, kadar lemak orang Indonesia lebih tinggi, orang Asia itu lebih berisiko,” tuturnya.
Komplikasi diabetes, lanjutnya, dapat dicegah oleh seluruh pihak, dengan dimulai dari peraturan pemerintah, informasi nutrisi yang jelas, ketersediaan makanan sehat di sekolah yang terjamin, keberadaan infrastruktur mendapat aktivitas fisik di sekitar, dan lingkungan keluarga.
Ia menyarankan kepada para orang tua agar mengetahui nutrisi yang sehat sejak anak-anak masih menjadi bayi, serta membiasakan pola kehidupan yang sehat dalam keluarga agar anak terbiasa untuk hidup sehat sampai dewasa. (antara)
No Comments