Pilkada Bebas Ambisi Pribadi (Bagian – 3)

BRIEF.ID – Dalam jangka panjang, politik uang membebani masyarakat, karena pemimpin yang terpilih cenderung lebih sibuk mengembalikan “investasi politiknya” daripada fokus pada pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Jika ingin Pilkada menghasilkan pemimpin yang berkualitas, perlawanan terhadap kartel politik dan politik uang adalah mutlak. Meningkatkan kesadaran politik masyarakat menjadi langkah awal yang sangat penting. Masyarakat harus dipahamkan tentang pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas dan kompeten, bukan karena janji-janji atau uang.

Selain itu, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku politik uang harus menjadi prioritas. Pemimpin yang terlibat dalam politik uang harus dilarang terlibat dalam proses politik, dan masyarakat harus didorong untuk tidak menjual suara mereka.

Hanya dengan pendekatan yang sistematis ini, kita dapat menciptakan budaya politik yang bersih dan sehat.

Di sisi lain, perlawanan terhadap politik uang tidak cukup hanya berfokus pada masyarakat. Reformasi internal di tubuh partai politik juga sangat mendesak.

Partai harus mengubah mekanisme seleksi calon dengan basis meritokrasi, bukan kedekatan politik atau kekuatan finansial. Tanpa reformasi ini, partai politik akan terus menjadi agen yang memperkuat korupsi dan politik transaksional, dan harapan akan munculnya pemimpin yang berintegritas akan semakin jauh.

Lebih dari itu, pendidikan juga memiliki peran fundamental dalam menciptakan pemimpin berkualitas. Ironisnya, banyak lulusan yang memperoleh beasiswa untuk belajar di luar negeri justru kembali ke Indonesia dengan ambisi pribadi yang lebih besar daripada komitmen untuk memajukan negara.

Pendidikan yang seharusnya menjadi fondasi untuk membentuk pemimpin berwawasan luas dan inovatif, sering kali malah melahirkan individu yang hanya mengejar kekuasaan. Paradigma pendidikan harus diubah secara mendasar, dengan penekanan yang lebih besar pada penanaman nilai-nilai kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan publik dan pengabdian.

Pada akhirnya, jika kita ingin Pilkada melahirkan pemimpin yang benar-benar negarawan, berintegritas tinggi, dan  sudah selesai dengan dirinya sendiri, maka kita memerlukan koreksi total terhadap seluruh aspek proses politik.

Kartel politik dan politik uang harus dilawan habis-habisan, seleksi calon pemimpin harus berlangsung adil dan transparan, dan masyarakat harus diberdayakan untuk memilih berdasarkan kompetensi dan integritas. Partai politik juga harus menjalankan reformasi radikal untuk mengusung pemimpin-pemimpin yang layak memimpin.

Lebih dari sekadar pemilihan, Pilkada adalah pertaruhan masa depan daerah dan negara. Hanya dengan memilih pemimpin yang berkualitas, kita bisa memastikan bahwa pembangunan berjalan dengan baik, kesejahteraan rakyat meningkat, dan otonomi daerah terwujud dalam realitas yang nyata, bukan sekadar slogan.

Penulis : Dr Benny Susetyo, Pakar Komunikasi Politik

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pemerintah Terbitkan PP 49 Tahun 2025 tentang Pengupahan

BRIEF.ID - Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49...

IHSG Terhempas dari Level 8.700, Investor Lancarkan Profit Taking

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Tertekan ke Level Rp16.700 per Dolar AS Meski BI Tahan Suku Bunga

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah tertekan ke level...

Harga Emas Antam Melonjak Dekati Level Rp2.500.000 per Gram Hari Ini

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...