Pesawat N219 Buatan PTDI Jelajahi Kepulauan Riau

BRIEF.ID – Pesawat produksi dalam negeri N219 yang dikembangkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terbang menjelajahi langit Kepulauan Riau (Kepri) dalam kegiatan N219 Market Survey Flight.

Pesawat itu terbang dari Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, yang kemudian dilanjutkan terbang dan tiba di Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF), Kota Tanjungpinang, Sabtu (17/6/2023).

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya PTDI melakukan proses komersialisasi pesawat N219 di dalam negeri, yang tentunya juga dapat mendukung program transformasi ekonomi di Kepri. Khususnya, dalam peningkatan konektivitas wilayah serta mendorong percepatan pembangunan daerah,” kata Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI Mohamad Arif Faisal di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Ia mengatakan, hal Ini juga bagian dari komitmen PTDI untuk terus mengembangkan dan menghadirkan produk-produk yang inovatif, efisien, dan andal untuk memperkuat ekosistem defence industry (Defend ID). Kepri sebagai wilayah yang terdiri atas lebih dari 1.000 pulau membutuhkan penguatan dalam konektivitas antarpulau khususnya melalui transportasi udara.

Pesawat N219 yang merupakan hasil karya anak bangsa telah dipilih sebagai wahana transportasi udara yang akan mendukung program transformasi ekonomi di Kepri.

Pesawat N219 merupakan hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional yang pada 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada 10 November 2017 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden Joko Widodo hingga akhirnya memperoleh Type Certificate (TC) pada 22 Desember 2020, yang diterbitkan Direktorat Kelaikudaraan dam Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI, dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 44,69% yang kemudian akan terus ditingkatkan, sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan terhadap beberapa industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal industri pemeliharaan.

Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk dapat mendukung pembangunan konektivitas dan aksesibilitas daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3 TP) dengan kemampuan Short Take Off Landing di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.

“Dalam pemanfaatannya, pesawat N219 dapat digunakan dengan berbagai konfigurasi sesuai kebutuhan pengguna, baik untuk angkut penumpang, logistik, maupun medical evacuation dan flying doctor,” demikian Mohamad Arif Faisal. (antara)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Jumat Agung, Pendeta Sarah: Keselamatan Manusia Datang Melalui  Pengorbanan Yesus

BRIEF.ID – Keselamatan manusia datang melalui penderitaan salib dan...

Mentan Ungkap Ada Pengamat Terlibat Proyek Fiktif Senilai Rp 5 Miliar di Kementan

BRIEF.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan...

Trihari Paskah, GPIB “Siloam” Jakarta Barat Gelar Ibadah Kamis Putih

BRIEF.ID - Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)...

Mantan Ketua KPU Jadi Saksi Kasus Sekjen PDI Perjuangan

BRIEF.ID - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), periode 2017–2022...