BRIEF.ID – Pertunjukan Barongsai dan Kera Sakti memeriahkan pergelaran Pasar Semawis di kawasan Pecinan Kota Semarang, Jawa Tengah, dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2023 atau 2574 Kongzili.
Pergelaran Pasar Semawis kembali dihadirkan setelah dua tahun vakum akibat merebaknya pandemi Covid-19. Ribuan orang berkumpul menyaksikan penampilan dua barongsai berwarna merah dan kuning, yang enerjik. Penonton sesekali menyelipkan amplop angpau di mulut Naga, hewan dalam mitologi Tionghoa.
Tak ketinggalan, sosok familiar dalam film “Kera Sakti” juga ditampilkan, seperti Sun Go Kong sang siluman kera, Chu Pat Kai (siluman babi), dan Wu Ching (siluman air) yang dipimpin Biksu Tong Sam Chong.
Keempat tokoh penting itu diperankan cosplayer dikerubuti pengunjung yang ingin berfoto, sementara para pengunjung lain tampak menyantap beragam menu kuliner yang dijual berderet di sepanjang jalan Pasar Semawis.
Kawasan Pecinan yang dikenal sebagai daerah bisnis dan pertokoan di Kota Semarang, dipercantik dengan berbagai ornamen dan hiasan khas Imlek. Bahkan, lokasi itu hanya boleh dilalui pejalan kaki selama pergelaran Pasar Semawis.
Salah seorang penonton bernama Ari (28) asal Pedurungan Semarang, mengaku hampir setiap tahun berkunjung ke Pasar Semawis menjelang Imlek, karena banyak makanan-makanan enak yang ingin dicobanya.
“Setiap mau Imlek selalu ke sini. Senang aja sih. Beli makanan, jalan-jalan. Asyik. Kan enggak tiap hari juga ada kayak gini,” kata Ari.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengharapkan momentum Imlek tahun ini akan semakin meningkatkan kerukunan dan saling menghormati di kalangan masyarakat.
“Kedua, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan kegiatan-kegiatan ini masyarakat kan datang dan terjadi transaksi perekonomian,” kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Ketiga, Pasar Semawis yang digelar di Gang Baru, salah satu ruas jalan di kawasan Pecinan itu merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan dan sejarah Kota Semarang.
“Karena ini salah satu kawasan Semarang Lama, yakni Pecinan, Kampung Melayu, Kota Lama, dan Kauman sehingga menjadi bagian sejarah yang harus dilestarikan,” kata Ita.
No Comments