BRIEF.ID – Pertemuan lanjutan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dipastikan akan terjadi, meskipun waktu dan tempatnya belum diumumkan secara resmi.
Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani menyatakan bahwa akan ada silaturahmi dan pertemuan-pertemuan selanjutnya antara Megawati dan Prabowo.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyambut baik rencana pertemuan lanjutan ini dan menilai bahwa pertemuan antara kedua tokoh tersebut merupakan hal yang positif bagi bangsa.
Meskipun belum ada informasi resmi mengenai agenda pertemuan, pengamat politik menduga bahwa pertemuan tersebut dapat membahas posisi PDI Perjuangan dalam pemerintahan Prabowo dan memastikan pengaruh politik Presiden Joko Widodo dalam konfigurasi politik baru.
Disebut-sebut, Jokowi berperan besar dalam mendukung Prabowo menjadi Presiden RI ke-8. Namun, Prabowo diyakini ingin menunjukkan bahwa dia bukan ‘boneka’ atau perpanjangan tangan Jokowi.
Ketika Prabowo mulai mengambil kebijakan yang berbeda atau menyusun kabinet tanpa mengutamakan orang-orang Jokowi, itu bisa dimaknai sebagai langkah untuk mandiri secara politik.
Apabila Prabowo memilih jalan berbeda dengan Jokowi, itu akan jadi babak politik baru yang sangat menarik karena keduanya awalnya dianggap “bersekutu” dalam satu garis pembangunan.
Perbedaan jalan itu bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan alasan. Misalnya, mengoreksi atau meninggalkan proyek-proyek Jokowi, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) karena dianggap membebani APBN atau tidak efektif.
Selain itu, mengubah pendekatan hilirisasi agar lebih terbuka pada investor asing ketimbang pendekatan nasionalis Jokowi.
Prabowo juga mengambil posisi berbeda dari Jokowi dalam relasi dengan Tiongkok vs AS, atau dalam konflik global seperti Palestina-Ukraina. (nov)