BRIEF.ID – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana untuk memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (Pertamina SAF), yaitu avtur yang diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.
“Ke depan, Pertamina SAF juga akan diuji cobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Jakarta, Kamis (19/8).
Adapun saat ini, Pertamina SAF diproduksi oleh salah satu unit operasi KPI, yakni Kilang Cilacap. Menurut Taufik, avtur yang mengandung campuran minyak jelantah telah melewati serangkaian pengujian kualitas yang ketat di laboratorium KPI Unit Cilacap dan juga di laboratorium eksternal independen Lemigas.
Pertamina SAF sendiri telah dipakai di penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8). Menurut Taufik, penerbangan itu bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.
“Penerbangan spesial ini sekaligus menjadi bukti kalau KPI bisa menjadi pelopor energi hijau di Indonesia. Produk ini membuktikan bahwa kita memiliki kapabilitas dalam memproduksi produk bahan bakar pesawat masa depan,” ujar Taufik.
Proses Produksi & Keunggulan
Menurut Taufik, Pertamina SAF merupakan bentuk nyata percepatan pengurangan emisi karbon. Sebab kandungan karbon di dalamnya lebih rendah 81% dibanding avtur berbahan fosil. Produksi Pertamina SAF dilakukan dengan teknologi co-processing, menggunakan Katalis Merah Putih buatan anak bangsa.
“PertaminaSAF adalah bioavtur sustainable pertama yang memiliki sertifikat internasional sustainability ISCC CORSIA berbahan baku campuran UCO atau minyak jelantah yang diproduksi di Indonesia,” kata Taufik.
Keunggulan lain, titik beku (freezing point) Pertamina SAF melampaui standar internasional. Standar internasional spesifikasi titik beku avtur pada ketinggian dan jelajah pesawat komersial yakni minus 47 derajat celcius. Sementara di ketinggian yang sama, titik beku Pertamina SAF bisa lebih rendah dari spesifikasi tersebut.
“Pertamina SAF tidak akan membeku di kondisi ekstrem, sehingga aman digunakan selama penerbangan. Aspek keselamatan yang sesuai bahkan melebihi standar internasional menjadikan produk ini memiliki nilai tambah yang semakin tinggi,” tutur Taufik.
Pertamina SAF juga didukung dengan ekosistem yang dibentuk oleh PT Pertamina (Persero), yang terdiri dari tiga perusahaan, yakni Kilang Pertamina Internasional, Pertamina Patra Niaga, dan Pelita Air Services.
KPI berperan sebagai pengembang teknologi dan produsen Pertamina SAF, Pertamina Patra Niaga bertugas menyiapkan stok UCO dan memasarkan produk, sementara Pelita Air Services menjadi pengguna Pertamina SAF untuk penerbangan.
“KPI dengan produk Pertamina SAF siap menjadi bagian dari dunia penerbangan masa depan. Inovasi ini akan menjadi keunggulan KPI dan kami optimis PertaminaSAF segera digunakan secara luas,” kata Taufik. (lsw)