BRIEF.ID – Badan Pusat Statistis (BPS) menyatakan sejumlah komoditas nonmigas menjadi penyumbang terbesar surplus perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) pada Januari 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan di antara komoditas nonmigas tersebut, perlengkapan elektrik, pakaian dan asesoris rajutan, hingga alas kaki menjadi penyumbang terbesar surplus perdagangan Indonesia-AS.
“Surplus perdagangan Indonesia dengan AS di Januari 2025, terutama disumbang oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kemudian pakaian dan aksesoris rajutan, serta alas kaki,” kata Amalia, seperti dikutip dari channel YouTube BPS, Selasa (18/2/2025).
Menurut dia, Indonesia mencatat surplus perdagangan barang pada Januari 2025 dengan beberapa negara, dan tiga besar di antaranya adalah AS, India, dan Filipina.
Amalia mengungkapkan, dengan Amerika Serikat surplus perdagangan Indonesia mencapai US$1,58 miliar, India sebesar US$0,77 miliar, dan Filipina US$$0,73 miliar.
Untuk surplus perdagangan Indonesia dengan India, lanjutnya, terutama berasal dari komoditas bahan bakar mineral, bahan kimia anorganik, serta lemak dan minyak hewan nabati.
“Sedangkan surplus perdagangan Indonesia dengan Filipina, terutama disumbang oleh ekspor kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati,” ungkap Amalia.
Dia menjelaskan, 3 besar negara tujuan ekspor Indonesia masih dipimpin oleh Tiongkok, AS dan India. Nilai ekspor untuk ketiga negara ini memberikan share sekitar 39,9% dari total ekspor non migas Indonesia pada Januari 2025.
Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok tercatat sebesar US$4,57 miliar, ke Amerika Serikat mencapai US$2,34 miliar, dan ke India sebanyak sekitar US$1,23 miliar.
“Meski demikian, hanya dengan AS dan India lah Indonesia mencetak surplus perdagangan, sementara dengan Tiongkok justru mengalami defisit,” tutur Amalia.