BRIEF.ID – Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi mengaku, prihatin maraknya politik uang dan kekuasaan pada Pemilu 2024.
Melalui surat terbuka yang disampaikan kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN), Dewan Pimpinan Daerah (DPN), dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Apindo, serta para pimpinan perusahaan, Sofjan yang pernah memimpin Apindo lebih dari 20 tahun, menyerukan kekhawatirannya atas proses pemungutan suara Pemilu 2024 yang akan berlangsung pada Rabu (14/2/2024).
“Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan dan pernah memimpin Apindo lebih dari 20 tahun, saya ingin menyampaikan sesuatu yang tidak pernah saya lakukan seperti hari ini. Pengalaman saya hampir 60 tahun dalam politik dan ikut serta lebih dari 10 kali Pemilu, saya paling khawatir dengan Pemilu besok (14 Februari 2024-Red) ini, situasinya untuk kemajuan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Sofjan, dalam surat terbuka, yang dirilis pada Selasa (13/2/2024).
Dia mengungkapkan, tidak pernah mengalami situasi di mana pemerintah yang seharusnya menjadi wasit dalam penyelenggaraan Pemilu, justru ikut menjadi pemain karena anaknya menjadi calon presiden.
Hal itu, membuat politik kekuasaan dan uang terjadi secara masif pada Pemilu 2024, dan akan berdampak pada kestabilan politik juga pembangunan ekonomi Indonesia ke depan, siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden.
“Dari semua info yang saya dapat, inilah Pemilu dengan kekuasaan dan uang paling masif digunakan. Akibatnya, siapa pun yang menang akan menimbulkan ketidakstabilan politik di Indonesia dan juga mengganggu pembangunan ekonomi kita,” ujar Sofjan.
Kestabilan Politik dan Ekonomi
Sofjan menyerukan kepada semua pengusaha bersama keluarga dan karyawan, agar mewaspadai dan memilih Calon Presiden (Capres) yang benar-benar dapat diandalkan, untuk menjaga kestabilan politik dan ekonomi Indonesia ke depan.
Dia menegaskan, memilih Capres sangat menentukan masa depan Indonesia, karena kedudukan Calon Wakil Presiden (Cawapres) tidak terlalu penting sebagaimana diatur dalam konstitusi.
Selain itu, semua pihak harus menyadari bahwa 3 Capres yang akan dipilih adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Sedangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa lagi dipilih pada Pemilu 2024.
“Kita semuanya besok akan memilih 3 capres-cawapres, tapi yang terutama adalah memilih presiden di atara 3 calon, yaitu Anies, Prabowo, atau Ganjar. Ingat, wakil presiden tidak terlalu penting dalam konstitusi kita, dan kita tidak bisa pilih Jokowi lagi,” ungkap Sofjan.
Dia mengungkapkan, hak pilih adalah hak asasi dan hak demokrasi yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Untuk itu, Sofjan berharap seluruh jajaran Apindo dapat menentukan Capres terbaik, yang teruji rekam jejaknya.
Menurut Sofjan, pengusaha selalu berdampingan dengan pemerintah dalam membangun ekonomi bagi kemajuan Indonesia. Untuk itu, jangan termakan janji-janji, tetapi mengikuti nurani. Pasalnya, di dalam politik janji-janji bisa berubajh.
“Kita tetap bersama pemerintah selama untuk kemajuan ekonomi bangsa ini. Jangan salah pilih karena takut dengan penguasa. Pemerintah manapun perlu pengusaha, tapi jangan mau ikut percaya janji-janji, karena janji-janji tidak bisa dipegang. Rekam jejak, mental, emosi, yang menjadi pertimbangan bukan karena kenal, dapat fasilitas/projek, karena semua itusetiap saat bisa berubah. Ini pesan saya utk kita semua,” kata Sofjan.
Menutup surat terbukanya, Sofjan menyampaikan pemilu kali ini akan menjadi pemilu terakhir, di mana dia turun dan ikut bersuara. Selanjutnya, Sofjan akan meletakkan tongkat estafet ke tangan pengurus Apindo untuk melanjutkan perjuangan para pengusaha demi kemajuan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
“Selamat memilih besok. Salah pilih, Anda ikut bersalah karena presiden di Indonesia ini penting sekali. Selamat berjuang semuanya, semoga Tuhan membantu kita semua!” tutur Sofjan. (Jeany Aipassa)
No Comments