BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), diperkirakan akan melanjutkan pelemahan pada hari pertama bulan Oktober 2025.
Berdasarkan laporan Phintraco Sekuritas, HSG diperkirakan bergerak di level resistance 8.150, pivot 8.100, dan support 8.020 seiring meningkatnya ekspetasi rilis PMI manufaktur, neraca perdagangan, dan inflasi September 2025. Meskipun demikian, investor direkomendasi untuk mencermati saham AMRT, RAJA, RATU, ASRI, dan KRAS.
Sebelumnya, pada Selasa (30/9/2025), IHSG ditutup melemah di level 8.061,06 atau melemah 0,77%). Saham sektor transportasi mengalami koreksi terbesar, sedangkan saham sektor properti mencatatkan penguatan terbesar. Rupiah bergerak sedikit menguat terhadap dollar AS.
Indeks bursa Asia ditutup mixed, pada Selasa (30/9/2025), setelah data PMI manufacturing Tiongkok bulan September mengalami kontraksi selama enam bulan terturut-turut, meskipun mencatatkan kenaikan dari bulan sebelumnya dan di atas perkiraan pasar. Selanjutnya investor akan mencermati data ekonomi, yaitu indeks manufacturing PMI September 2025, neraca perdagangan, dan inflasi September yang akan dirilis Rabu (1/10/2025).
Secara teknikal, histogram positif MACD mengecil dan MACD berpotensi mengalami Death Cross, yang didukung tekanan jual yang lebih dominan. IHSG ditutup di bawah level MA5 di sekitar 8.090.
Indikator Stochastic RSI mengarah ke arah pivot. Sehingga IHSG diperkirakan berpotensi cenderung melemah menguji level support di angka 8.000 – 8.020, pada perdagangan Rabu (1/10/2025).
Dari Eropa dilaporkan, investor akan mencermati data inflasi bulan September 2025 yang diperkirakan naik ke level 2,2% YoY dari 2% di Agustus 2025. Sedangkan untuk core inflation diperkirakan tetap di level 2,3% YoY.
Dari AS, investor akan menantikan indeks ISM Manufacturing PMI bulan September 2025 yang diperkirakan sedikit naik di 49 dari 48,7 di Agustus 2025, setelah selama enam bulan mengalami kontraksi berturut-turut. (nov)