Paus Fransiskus Apresiasi Keluarga di Indonesia yang Tidak Terapkan Childfree

September 4, 2024

BRIEF.ID – Pemimpin Katolik Dunia, Paus Fransiskus, memberi apresiasi dan memohon berkat Allah untuk keluarga-keluarga di Indonesia yang tidak menerapkan prinsip childfree (tanpa anak).

Hal itu, disampaikan Paus Fransiskus dalam pidatonya saat berkunjung ke Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pidato tersebut disampaikan Paus Fransiskus di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berserta menteri Kabinet Indonesia Maju, pejabat tinggi negara, korps diplomatik, pemimpin agama, dan para undangan.

Childfree adalah istilah untuk pasangan suami-istri yang memutuskan untuk tidak memiliki anak setelah menikah, meskipun mereka memiliki kesehatan, kesempatan, dan kemampuan untuk memiliki anak.

Paus Fransiskus menyampaikan, dia merasa takjub mendengar bahwa banyak keluarga di Indonesia masih memilih memiliki anak, bahkan rata-rata memiliki 3-4 orang anak.

“Saya mendengar banyak keluarga yang masih memiliki 3-4 anak, ini merupakan contoh yang sangat baik untuk banyak negara mengenai kelangsungan kehidupan manusia dan arti keluarga,” kata Paus Fransiskus.

Menurut dia, saat ini dunia diperhadapkan dengan persoalan kehidupan generasi muda bahkan pasangan suami-istri yang memutuskan menikah namun tidak ingin memiliki anak.

Di banyak negara, ada kecenderungan pasangan suami-istri lebih memilih memiliki hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, daripada memiliki anak. Untuk itu, Paus Fransiskus memohon berkat Allah bagi keluarga-keluarga di Indonesia, yang masih tetap memilih memiliki anak.

“Saya juga memohon berkat Allah untuk keluarga-keluarga di Indonesia, karena di berbagai negara banyak pasangan suami-istri tidak ingin memiliki anak dan menggantinya dengan hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing,” ujar Paus Fransiskus.

Dia mengungkapkan, dalam perkembangan dan kemajuan dunia saat ini, banyak orang juga menganggap mereka dapat mengabaikan untuk memohon berkat Allah sebagai kebutuhan dasar, bahkan menilainya sebagai sesuatu yang dangkal.

Sebaliknya, manusia menjalani kehidupan dengan sibuk bekerja dan memajukan usaha, lalu menganggapnya sebagai hasil kerja keras dan kesuksesan pribadi, tetapi hal ini kerapkali mengantarkan mereka kepada frustasi dan tekanan mental.

“Meski demikian ada masa ketika iman kepada Allah terus diletakan paling depan, maka segala usaha yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi juga menghadirkan kedamaian, persaudaraan, dan kerja sama,” ungkap Paus Fransiskus.

Keluarga merupakan tempat untuk mengajarkan dan menumbuhkan iman kepada Allah, persaudaraan, toleransi, dan mewujudkan struktur sosial yang lebih efisien dan adil.

Untuk itu, Gereja Katolik di berbagai negara terus mendorong kerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mewujudkan kebersamaan, dan mendorong pembentukan struktur sosial yang lebih efisien dan adil, sebagai wujud iman kepada Allah.

No Comments

    Leave a Reply