BRIEF.ID – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap menjalankan bisnis bank bulion, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi izin resmi pada hari ini, Kamis (13/2/2025).
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan izin usaha bulion yang diberikan OJK kepada perseroan untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas.
“Izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bulion menjadi dasar (legal standing) bagi perseroan untuk mulai menjalankan bisnis bank bulion,” kata Hery, dalam keterangan resmi, Kamis (13/2/2025).
Hery juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan dukungan dari regulator dan stakeholder sehingga BSI dapat melangkah ke jenjang selanjutnya dalam mengelola bisnis emas, yaitu bank bulion.
Dia mengaku optimistis dengan izin usaha terbaru itu, BSI mampu memacu pertumbuhan bisnis logam mulia secara berkelanjutan, sehingga inklusi masyarakat untuk berinvestasi emas sesuai maqashid syariah akan terus meningkat.
Kegiatan usaha bulion berdasar POJK No 17 Tahun 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan.
Menurut Hery, OJK telah memberikan arahan kepada BSI bahwa pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
“Alhamdulillah kami memperoleh amanah tersebut, dan ini tak terlepas dari kepercayaan nasabah terhadap bisnis emas yang sudah dijalankan BSI selama ini. Jadi ini yang membuat kami merasa semakin optimistis bisa lebih besar lagi mendorong bisnis emas di Bank Syariah Indonesia,” tutur Hery.
BSI mendapat dorongan pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk menjadi salah satu dari dua perusahaan pelat merah sebagai pelopor bank emas di Indonesia.
Hal itu, didasarkan pada pertimbangan potensi besar yang dimilliki BSI pada lini bisnis emas yang terus menunjukkan pertumbuhan pesat.
“Produk-produk emas BSI termasuk ke depan insya Allah pengelolaan bulion bank, merupakan unique differentiator dari BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi dengan meningkatnya tren investasi emas di masyarakat,” ungkap Hery.
Ekosistem Bisnis Emas
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengatakan pertumbuhan perseroan salah satunya didorong oleh bisnis emas. Bahkan, bisnis emas di BSI dapat dikatakan sebagai new game changer.
“Jadi produk konsumer seperti emas itu memang tumbuh signifikan di Bank BSI. Bahkan untuk 2025 kami lebih optimistis lagi karena saat ini BSI secara resmi sudah mendapatkan license menjadi bulion bank,” ujar Cahyo.
Dia pun bersyukur karena BSI bisa menjadi salah satu bank yang dipilih oleh pemerintah menjadi bank emas pertama di Tanah Air.
“Ini menjadikan cikal bakal dari pada pertumbuhan ekosistem bisnis emas yang lebih lengkap,” kata Cahyo.
Selama ini, BSI telah memperkuat kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Selain itu, pada akhir November 2024, BSI menempuh langkah strategis untuk memberikan solusi investasi yang aman terpercaya dan mendorong pendalaman sektor keuangan syariah melalui industri emas melalui kerja sama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk.
Melalui kerja sama tersebut perseroan meluncurkan BSI Gold, yang merupakan logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99% yang memiliki standar SNI, dan telah memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI yang dapat dimiliki masyarakat melalui produk BSI Cicil Emas.
Cahyo menjelaskan, bisnis logam mulia BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024, bahkan mendapat antusiasme nasabah milenial yang ingin berinvestasi emas.
Bisnis emas BSI tercatat naik 78,18% secara tahunan, dengan produk cicil emas sebagai primadona dan mengalami lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% secara yoy ke angka Rp6,4 triliun.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dengan pertumbuhan sekitar 31,3% secara tahunan menjadi Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0%.
“Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4%” tutur Cahyo.