Nota Diplomatik Arab Saudi, Kemenag: Dinamika Sudah Diselesaikan

BRIEF.ID –  Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menanggapi beredarnya Nota Diplomatik, yang dilayangkan Kementerian Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kepada Menteri Agama, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, serta Direktur Timur Tengah pada Kementerian Luar Negeri.

Ia menegaskan bahwa dinamika penyelenggaraan ibadah haji  sudah diselesaikan dan disampaikan penjelasannya kepada Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

“Alhamdulillah, sebagian besar sudah bisa kita atasi di lapangan dan kita sampaikan penjelasannya kepada otoritas setempat. Surat tersebut berbicara tentang apa yang kita lakukan sejak dua sampai empat minggu lalu, yang tetap dimasukkan sebagai catatan untuk perbaikan oleh penyelenggara haji,” kata Hilman Latief di Madinah, Arab Saudi, Jumat (20/6/2025).

Hilman secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi, khususnya Kementerian Haji dan Umrah yang secara bahu-membahu bersama  misi Haji Indonesia untuk menyelesaikan berbagai masalah  di lapangan.

Disebutkan, ada  lima hal pokok terkait dinamika haji yang sudah diselesaikan dan tercakup dalam nota diplomatik Dubes Saudi di Jakarta. Pertama,  koherensi data jamaah, baik yang masuk dalam E-Haj, Siskohat Kementerian Agama, dan manivest penerbangan.

Kedua, terkait pergerakan jemaah yang berangkat pada gelombang I dari Madinah ke Makkah. Di Madinah, jamaah haji dari satu penerbangan ditempatkan pada satu hotel. Ketika akan diberangkatkan ke Makkah, konfigurasinya harus berbasis Syarikah.

“Ditjen PHU atau Misi Haji Indonesia menyediakan transportasi sendiri. Ada yang memakai mobil lebih kecil atau mini-bus atau mobil yang lain. Inilah yang disebut dalam surat tersebut sebagai memberangkatkan tidak sesuai dengan prosedur,” jelas Hilman.

Ketiga,  penempatan jemaah pada hotel di Makkah. Dijelaskan Hilman, mayoritas jemaah haji Indonesia tinggal di hotel masing-masing sesuai syarikahnya. Tujuannya, untuk mengamankan jemaah saat pergerakan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Namun, ada sejumlah jemaah yang terpisah dan berharap bisa bergabung dengan kloter besarnya, meski syarikahnya berbeda.

“Ini yang disebut sebagai penempatan tidak sesuai,” ujarnya.  

Keempat,  kesehatan jemaah. Hal ini, menurut Hilman, sudah dibahas sejak awal, bahwa jumlah jemaah haji Indonesia yang lansia dan berisiko tinggi  tinggi.  

“Ini juga menjadi catatan peringatan bagi mitra kita di KBIHU dan para pembimbing untuk jangan terlalu memaksakan ibadah sunah terlalu sering, terlalu banyak, kepada jemaah dengan kondisi khusus (lansia/risti),” kata Hilman.

Kelima, penyembelihan hewan dam. Dijelaskan Hilman, mayoritas jemaah Indonesia melaksanakan haji Tamattu’, sehingga harus membayar dam. Untuk penyembelihan dam, Kemenag sudah menyampaikan kepada Kementerian Haji bahwa di Indonesia ada dua skema. Pertama, melalui Adahi, perusahaan penyembelihan dan pengelolaan hewan yang diserahi mandat oleh Kerajaan untuk mengelola kurban dan hadyu.

“Kami juga menyampaikan kebijakan kita sejak sebulan yang lalu kepada Kerajaan, bahwa di Indonesia masih ada yang memungkinkan untuk menyembelih dam di Tanah Air melalui Baznas,” kata Hilman. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

RI – Uni Ekonomi Eurasia Rampungkan Perjanjian Perdagangan Bebas

BRIEF.ID - Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang  diwakili  Menko ...

Menteri Bahlil Jajaki Peluang Rusia Garap Proyek Migas di Indonesia

BRIEF.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)...

Prabowo: SPIEF 2025 Ajang Strategis Pemimpin Dunia Bangun Kepercayaan

BRIEF.ID - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan, Forum Ekonomi...

Berpidato di SPIEF 2025 St  Petersburg, Prabowo Mengaku Gugup

BRIEF.ID – Ada nuansa menarik saat Presiden Republik Indonesia...