BRIEF.ID – Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia dalam satu dekade terakhir turun drastis dari 4% menjadi 0,8%.
Di sisi lain, kemiskinan ekstrem di Papua masih tergolong tinggi, di mana 3 provinsi, yaitu Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua, memiliki persentase di atas rata-rata nasional.
“Kemiskinan ekstrem yang terakhir per tahun 2023 itu kan sudah turun. Sebelumnya 4%, pada 10 tahun terakhir itu mengalami penurunan, yang terakhir 0,8%,” kata Muhadjir di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Ia mengatakan, angka pasti penurunan kemiskinan ekstrem masih menunggu hasil survei lebih lanjut, pada September 2024, yang berpotensi menunjukkan penurunan.
“Ini juga masih menunggu hasil survei per September nanti. Bisa jadi nanti lebih rendah dibanding 0,8%,” ujar dia.
Muhadjir juga mengungkapklan adanya penurunan jumlah kelas menengah dengan pergeseran dari kelas menengah menjadi aspiring middle class atau calon kelas menengah.
“Kelas menengah berkurang, menurut Badan Pusat Statistik, dan itu kan diperkirakan diduga kuat bukan naik kelas, tapi turun ke aspiring middle class atau calon kelas menengah,” kata Menko jelas dia.
Meskipun penurunan ini mencerminkan tantangan dalam pemulihan ekonomi, Muhadjir menegaskan bahwa penanganan kemiskinan telah menunjukkan hasil positif, dengan angka kemiskinan total menurun dari 9,8% menjadi 9,03%.
Baca juga: Pemerintah akan beri insentif fiskal untuk hapus kemiskinan ekstrem
Ia menambahkan bahwa strategi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem terbukti efektif, meskipun tantangan tetap ada untuk mengembalikan kelas menengah ke tingkat semula.
“Jadi artinya, strategi kita menangani kemiskinan dan kemiskinan ekstrem cukup bagus, karena bisa menahan hempasan penurunan kelas menengah,” katanya.
Menko Muhadjir Effendy optimistis bahwa dengan kebijakan dan intervensi yang tepat, Indonesia dapat mencapai kemajuan lebih lanjut.
No Comments