Bogor, 10 Mei 2021 – Sebagai perusahaan teknologi pendidikan dan aplikasi belajar, PT Pahami Cipta Edukasi (Pahamify) berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi pendidikan di Indonesia. Hal ini diwujudnyatakan melalui berbagai program dan kegiatan yang dicanangkan Pahamify, tak terkecuali saat adanya pandemi COVID-19. Kali ini dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2021, Pahamify menggelar simposium yang membahas kilas balik pendidikan di Indonesia selama masa pandemi bersama para pembicara yang ahli di bidangnya.
Simposium Pendidikan Nasional bertajuk ‘1 Tahun Pandemi, Apa Kabar Pendidikan Indonesia?’ diselenggarakan secara virtual pada Sabtu (08/05) dan dibuka oleh Chief Executive Officer (CEO) Pahamify Syarif Rousyan Fikri. Acara ini turut mengundang Koordinator Pembelajaran Pusmenjar Kemendikbud RI Dr. Susanti Sufyandi, M.Si., Ketua Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Usman Djabbar, S.Pd., dan Peneliti Pendidikan World Bank Indah Shafira, Ed.M sebagai pembicara. Meski dilaksanakan secara virtual, kegiatan ini tetap diikuti secara antusias oleh lebih dari 400 partisipan yang terdiri dari guru, siswa, orang tua siswa, serta masyarakat umum.
“Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap pendidikan di Indonesia. Kondisi ini memaksa pelajar, guru, orang tua, dan seluruh stakeholder pendidikan untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru. Mencermati hal tersebut, Pahamify terus memaksimalkan fitur dan layanan yang kami miliki agar dapat membantu pelajar Indonesia secara optimal,” urai Fikri.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan di seluruh sekolah demi mengantisipasi penularan COVID-19. Koordinator Pembelajaran Pusmenjar Kemendikbud Dr. Susanti, M.Pd. mengatakan bahwa sejak awal pandemi emerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan berkaitan dengan kegiatan belajar dan mengajar di Indonesia. Kebijakan tersebut antara lain terkait pemberhentian Ujian Nasional dan dimulainya program Belajar dari Rumah; pedoman pelaksanaan pembelajaran dari rumah; aturan pembelajaran tatap muka; kurikulum pendidikan dalam kondisi khusus; pemberian kuota gratis; hingga persiapan pembukaan sekolah.
Sementara itu, Peneliti Pendidikan World Bank Indah Shafira, Ed.M. menyatakan bahwa dalam beberapa penelitian, PJJ menimbulkan learning loss. Saat sudah waktunya nanti, pembelajaran tatap muka diharapkan dapat segera terlaksana karena memegang peran penting untuk mengurangi dampak tersebut. Kendati demikian, Ketua KGBN Usman Djabbar, S.Pd. mengatakan para guru memiliki caranya masing-masing untuk menyesuaikan metode mengajar sehingga murid dapat tetap memahami materi pelajaran meski dengan keadaan belajar yang terbatas.
“Dukungan terhadap pendidikan di Indonesia bukan hanya tugas pemerintah dan guru saja, tetapi juga murid, orang tua, dan stakeholder lainnya termasuk Pahamify. Kami berharap dapat terus berperan untuk memberi nilai lebih bagi pendidikan di Indonesia,” tutup Fikri.
No Comments