Menggali Kesejatian

BRIEF.ID – Pernahkah Anda mendengar atau terlibat dalam suatu pembicaraan seperti ini. “Mengapa orang itu bisa sukses hidupnya?” Ada yang menjawab: “Katanya, dalam satu hari dia pasti gunakan waktunya untuk berbagi kepada siapa saja.” Ada lagi yang menimpali: “Dengar-dengar, dia memegang prinsip kalau ingin menerima banyak, maka berbagilah sebanyak-banyaknya.”

Saya baru saja mengunjungi seseorang yang banyak dikagumi ketokohannya. Sosok yang menurut saya secara intensif mempraktikkan hal yang saya sampaikan di atas. Saat saya tiba di kediamannya pagi itu, saya melihat kemegahan rumahnya sebagai simbol pencapaiannya berbanding lurus dengan kebiasaanya menderma. Saya berbincang banyak pagi itu, menimba wawasan darinya, pengalaman hidupnya, visi dan proyeksi hidupnya, dan masih banyak hal yang terkait dengan filosofi hidupnya yang terkadang mengejutkan bagi saya.

Sehari sebelum mengunjunginya, saya di antara ratusan Rektor yang hadir di Halaman Tengah Istana Kepresidenan Jakarta, menyaksikan Presiden Prabowo Subianto memintanya berdiri khusus dan secara lantang mengomandankan kepahlawanannya. Saat itu juga saya berefleksi, tokoh itu memperlihatkan bahwa betul banyak cara untuk menjadi pahlawan bangsa.

Satu hal yang saya pelajari, pembicaraan tentang orang-orang mencapai sukses besar, termasuk tokoh yang saya kunjungi itu, adalah mempraktikkan satu kata kunci sukses: “durasi.” Kalau membuka kamus, durasi berarti lamanya sesuatu itu berlangsung.

Durasi menghasilkan daya tahan. Daya tahan itu muncul karena proses pengulangan perilaku itu sudah berlangsung lama, istilahnya berurat berakar. Durasi melawan kebiasaan instan, yang ingin serba cepat, ingin selesai secepat kilat, ingin hasilnya secepat mungkin tanpa perjuangan panjang.

Istilah durasi ini kemudian dijadikan sebagai bentukan kata yang dipakai untuk merek barang jualan. Misalnya, pernah ada gelas kaca yang bermerek duralex. Ada juga baterai yang bermerek, duracell. Tujuannya untuk mengesankan bahwa barang tersebut memiliki kemampuan daya tahan yang tercermin dari namanya. Dan mari menyebut orang yang memiliki daya tahan dalam berbagai sisi hidup sebagai “Durator”.

Durator yang menjadi kunci munculnya orang dengan karakter kuat. Durator yang menjelaskan mengapa ada yang sangat ahli pada bidang yang digelutinya. Durator yang menjelaskan mengapa ada bisa menjadi seorang bintang; penghafal Qur’an terlancar, pemain terbaik dunia, pembalap tercepat, pemanjat tebing terhebat, perenang tertangguh, atau pejalan kaki terkuat.

Durator mempraktekkan durasi, lamanya mendaras hafalannya, lamanya duduk berzikir, lamanya kegiatan berbagi yang dilakukan secara tulus, lamanya latihan menggiring bola, lamanya latihan berenang di kolam atau di laut, jauhnya jalan yang dilalui setiap harinya, lamanya mempelajari keilmuan yang digelutinya.

Singkatnya, kalau ingin mendapatkan pencapaian apresiasi struktural seperti tokoh itu, perhatikan durasi karya nyata Anda. Kalau ingin mendapatkan mujizat dari kedermawanan seperti yang selalu dipraktikkan tokoh itu, perhatikan durasi berbagi Anda. Kalau ingin mendapatkan kesuksesan pencapaian materi seperti tokoh itu, perhatikan durasi investasi hidup Anda. Dan kalau ingin hidup sebagai orang yang melampaui zaman seperti tokoh itu, perhatikan durasi lompatan-lompatan hidup Anda. Ngomong-ngomong, siapakah Durator yang saya cerita itu?

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)– Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama RI.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Dasco:Pengangkatan CPNS dan CPPPK Tahun Ini

BRIEF.ID - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad...

Revisi RUU TNI, Puan Maharani: Posisi PDI Perjuangan Jelas

BRIEF.ID - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, posisi...

Prabowo Resmikan Pemurnian Logam Mulia PT Freeport di Gresik

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto didampingi Menteri Badan Usaha...

IHSG Hari Ini Bergerak Variatif Dipicu Sentimen Tiongkok dan AS

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...