BRIEF.ID – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, Al-Qur’an tetap relevan pada era kecerdasan buatan (AI). Kemajuan teknologi justru semakin mengungkap kebenaran ilmiah yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Al-Qur’an tidak hanya memberi kepuasan bagi umat di masa Nabi. Saat ini, Al-Qur’an juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat di era AI,” kata Menag pada peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan 1446 Hijriah bertema “Merawat Kerukunan Umat dan Membangun Cinta Damai melalui Al-Qur’an” di Jakarta, Senin (17/3/2025) malam.
Mengutip temuan William Brown, yang menyatakan bahwa dedaunan mengeluarkan getaran, dan getaran tersebut, ketika direkam menggunakan AI, menghasilkan pola bertuliskan “Allah.”
“Hal ini membuktikan bahwa seluruh alam semesta bertasbih kepada Allah sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an,” kata Menag.
Ia juga mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan, sebagaimana yang ditekankan dalam konsep ekoteologi Islam.
“Seluruh alam semesta merupakan saudara kembar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Tidak ada benda mati, semuanya bertasbih kepada-Nya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menag menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk membimbing manusia kembali kepada fitrah keilahiannya. Allah memiliki dua aspek, yakni The Lord yang maskulin dan perkasa, serta The God (Rabbun) yang penuh kasih dan pemeliharaan.
“Menariknya, 80% dari 99 Asmaul Husna bersifat feminin, seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang berulang kali disebut dalam Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih menonjol sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang,” kata Menag. (nov)