BRIEF.ID – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara soal pemimpin otoriter populis, saat menyampaikan pidato politik pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5 PDI Perjuangan, di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2023)
Megawati menyatakan, anomali yang terjadi dalam demokrasi Indonesia telah melahirkan kepemimpinan paradoks dan otoriter.
“Terjadinya anomali demokrasi, secara gamblang dijelaskan oleh Doktor Sukidi, seorang pemikir kebhinekaan yang disegani. Sosok cendekiawan ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan Machiavelli, hingga lahirlah watak pemimpin authoritarian populism (otoriter populis),” kata Megawati.
Dalam karakter kepemimpinan yang demikian, lanjut Megawati, hukum dijadikan pembenar atas tindakan yang sejatinya tidak memenuhi kaidah demokrasi.
“Di sinilah hukum menjadi alat, bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang oleh para pakar disebut dengan autocratic legalism (legalisme otokratis),” sambung Presiden Kelima RI tersebut.
Menurut Megawati, solusi untuk menyelesaikan anomali dalam demokrasi bukan mencabut hak rakyat, melainkan menerapkan adagium Vox Populi Vox Dei bahwa suara rakyat merupakan suara Tuhan sehingga perlu dihargai.
“Terhadap keseluruhan apa yang terjadi, PDI Perjuangan diajarkan oleh sejarah untuk percaya pada Satyam Eva Jayate bahwa kebenaran pasti akan menang,” tutur dia.
Rakernas ke-5 PDI Perjuangan mengusung tema “Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang” dan sub tema “Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya”. Rakernas akan berlangsung hingga Minggu (26/5/2024).
Ketua Steering Committee Rakernas ke-5 PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyatakan, Rakernas pada pokoknya membahas 3 persoalan, yakni sikap politik, perumusan program kerakyatan, hingga pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, Rakernas ke-5 menjadi forum untuk mengevaluasi kinerja partai sejak pelaksanaan Kongres PDI Perjuangan tahun 2019. Di samping itu, juga musyawarah untuk mengembalikan kongres partai ke dalam siklus lima tahunan.
Basarah menambahkan, Rakernas ini juga merumuskan, memutuskan, dan memantapkan sikap politik PDI Perjuangan, baik sikap politik menyangkut kebijakan internal maupun eksternal organisasi.
“Di antaranya kita akan bahas prediksi dan proyeksi pemerintahan nasional, bangsa Indonesia lima tahun ke depan,” tutur Basarah.
No Comments