BRIEF.ID – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, hilirisasi dan transformasi ekonomi menjadi kunci untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045 mendatang.
Saat berbicara pada Business Forum on 50 Years of Indonesia-Korea Relations di Seoul, Korea Selatan, Luhut mengungkapkan bahwa peluang besar Indonesia memainkan peran strategis di pasar global, menyusul meningkatnya permintaan pasar global atas komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan.
“Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi,” kata Luhut mengutip Antara, Sabtu (25/3/2023).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Statista, Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, timah kedua di dunia, bauksit keenam di dunia, tembaga ketujuh di dunia, dan memiliki 437,4 GW potensi energi baru terbarukan, yang mencakup solar, air, angin, bioenergi, geothermal, dan laut.
Pada tahun 2045, Indonesia berambisi menjadi negara maju dengan Produk Domestik Bruto (PDB) US$ 10.000. Untuk mencapai target itu, Indonesia harus mampu melakukan setidaknya lima hal, antara lain memulihkan perekonomian di tengah berbagai tantangan global, meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi, memperkuat ketahanan ekonomi melalui peningkatan dana desa, mitigasi dampak perubahan iklim melalui dekarbonisasi dan transisi energi, serta transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi berbasis industri.
Transformasi ekonomi yang mempertimbangkan kebijakan hilirisasi juga menjadi faktor penentu perekonomian Indonesia. Implementasi kebijakan hilirisasi selama ini, menurut Luhut, terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, dengan meningkatkan nilai ekspor, memberikan kontribusi terhadap PDB, memperbaiki neraca perdagangan, penyerapan tenaga kerja, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa untuk pemerataan pembangunan dan sebagainya.
“Akibatnya sekarang ada banyak investasi yang tidak hanya fokus di Pulau Jawa dan jumlah ekspor kita pun meningkat,” katanya.
Di masa mendatang, kebijakan hilirisasi akan mencakup pendirian kawasan industri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi yang semakin pesat dan tren ekonomi hijau,mengalokasikan sumber energi rendah emisi (hijau) untuk industri bernilai tambah tinggi,
serta membentuk talent pool berkualitas melalui program screening bagi lulusan sarjana jurusan teknik dan sains untuk diarahkan bekerja di perusahaan kelas dunia di bidang teknologi.
“Kebijakan investasi dan insentif didorong untuk menciptakan ekosistem industri yang komprehensif dan berdaya saing tinggi juga akan didorong,” katanya.
Aspek kelestarian lingkungan menjadi faktor lain yang jadi perhatian. Luhut menyebut investasi di industri daur ulang baterai lithium, transisi ke penggunaan karbon rendah emisi, dan masa depan climate resilient, serta Just Energy Transition Partnership, yang ditandatangani saat
KTT G20 Tahun 2022 menjadi komitmen Pemerintah Indonesia mengimplementasikan Perjanjian Paris.
No Comments