LPEM FEB UI Beberkan 10 Strategi Jaga Sektor Padat Karya Saat Kondisi Ekonomi Melambat

BRIEF.ID – Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) membeberkan 10 strategi menjaga sektor padat karya di saat kondisi ekonomi melambat.

Hal itu, disampaikan LPEM FEB UI dalam kajian Trade and Industry Brief berjudul Sektor Padat Karya: Melindungi Kesempatan Kerja dan Daya Beli Masyarakat yang dirilis 2 Juni 2025.

Kajian tersebut melibatkan 5 peneliti LPEM FEB UI, yaitu Mohamad Dian Revindo, Andreas Alfonsus Sahat Angelo Saragih, Aradita Nur Fathi, Dhaniel Ilyas, dan nanda Puspita.

Dalam kajian tersebut, LPEM FEB UI menegaskan untuk menjaga sektor padat karya sebagai salah satu kekuatan ekonomi di saat kondisi ekonomi melambat, pemerintah harus fokus pada 4 hal utama, yakni:

  • Memaksimalkan penciptaan lapangan kerja terutama bagi angkatan kerja muda dan berpendidikan rendah-menengah dan semi-terampil.
  • Menjaga daya saing komparatif, produktivitas dan keberlanjutan industri padat karya baik di pasar domestik maupun ekspor
  • Memberdayakan industri skala kecil dengan sumber daya terbatas
  • Menurunkan tingkat kemiskinan dan ketimpangan antar daerah

Keempat hal tersebut dapat tercapai melalui penerapan 10 strategi untuk menjaga sektor padat karya di tengah perambatan ekonomi, yaitu keynesian economics, penguatan produksi, peningkatan kualitas angkatan kerja, reformasi pasar tenaga kerja, ekosistem bisnis, perdagangan internasional, pasar dalam negeri, infrastruktur konektivitas dan logistis, dukungan teknologi dan inovasi, serta akses keuangan dan input.

  1. Keynesian economics: Kebijakan moneter dan fiskal ekspansif

Strategi ini menitikberatkan stimulus moneter dan fiskal dilakukan secara espansif untuk mendorong permintaan domestik dan daya beli masyarakat, tentunya dengan mempertimbangkan kemampuan fiskal, tingkat inflasi dan nilai tukar dalam jangka panjang.

“Penerapan Keynesian Economics ini cukup efektif dalam krisis pada masa Pandemi Covid-19 dan Global Financial Crisis 2008, melalui program Conditional Cash Transfer (CCT), ekspansi kredit pada pendanaan proyek infrastruktur dan industri strategis, serta program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk meminimalisir dampak negatif dari pandemi Covid-19,” bunyi laporan LPEM FEB UI, dikutip Rabu (11/6/2025).

Terkait dengan itu, LPEM FEB UI menyarankan proyek strategis nasional untuk sektor ekonomi padat karya tidak hanya tefokus pada tekstil dan produk tekstil, melainkan diperluas ke sektor pengolahan hasil pertanian dan industri dengan teknologi rendah-menengah, karena menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

  1. Penguatan produksi

Strategi ini dapat dilakukan dengan mengadopsi teknologi non-otomasi penuh yang murah dan tepat guna, serta perluasan adopsi konsep lean manufacturing di industri menengah yang menyerap banyak tenaga kerja.

Selanjutnya, perlu pemetaan proses produksi dari hulu ke hilir untuk mengidentifikasi tahapan yang menimbulkan pemborosan dan perlu efisiensi. Proses produksi pun harus berjalan dengan tidak terputus, sehingga dapat mengurangi waktu yang diperlukan dalam menghasilkan output.

Adapun perluasan adopsi efisiensi produksi melalui skema jadwal kerja yang dinamis mengikuti permintaan dan kebutuhan produksi dan menciptakan sistem kompensasi yang adil. Skema ini sesuai untuk menghadapi ketidakpastian pasar dan dapat memanfaatkan teknologi informasi.

  1. Peningkatan Kualitas Angkatan Kerja

LPEM FEB UI menegaskan, selain kebijakan dan penguatan produksi, diperlukan juga strategi peningkatan kualitas angkatan kerja dan reformasi pasar tenaga untuk menjaga keberlangsungan sektor padat karya.

Adapun penigkatan kualitas angkatan kerja dapat dilakukan dengan cara:

  • Melengkapi kurikulum pendidikan dengan soft skills (komunikasi, kerja sama tim, kepemimpinan, empati, adaptabilitas, pemecahan masalah, kreativitas dan berpikir kritis)
  • Memperluas pendidikan kejuruan dan teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan industri
  • Memperluas program magang dan pelatihan di tempat kerja bekerja sama dengan sektor swasta
  • Membangun sistem sertifikasi keterampilan untuk memastikan kualitas dan kemampuan kerja pekerja
  • Memperluas upskilling (meningkatkan atau memperbarui keterampilan) dan reskilling (mempelajari keterampilan baru)
  • Pelatihan teknis dasar dan peningkatan keterampilan bagi wirausahawan di berbagai bidang seperti efisiensi produksi, keselamatan, dan pengendalian mutu dasar, dengan fokus pada pengelolaan operasi skala kecil dengan modal terbatas.

    4. Reformasi Pasar Tenaga Kerja

    Strategi ini dapat dilakukan melalui regulasi ketenagakerjaan yang fleksibel yang menyeimbangkan perlindungan pekerja dengan daya saing industri, formalisasi ketenagakerjaan melalui insentif untuk mendaftarkan pekerja dan menyediakan tunjangan perlindungan sosial, dan mendorong inklusivitas dalam rekrutmen.

    1. Ekosistem Bisnis

    Strategi ekosistem bisnis, dilakukan dengan menyederhanakan dan mengefisienkan pendaftaran dan perizinan bisnis untuk sektor padat karya, dan memberikan insentif pajak yang lebih luas dan keringanan peraturan untuk industri dengan potensi lapangan kerja yang besar, tidak hanya terbatas di kawasan ekonomi khusus (KEK).

    Penyederhanaan peraturan dan kelembagaan, disertai dengan penyederhanaan pendaftaran dan perizinan untuk usaha mikro dan kecil (UMKM), dan pengecualian pajak atau rezim pajak yang disederhanakan untuk bisnis pemula; Formalisasi usaha melalui insentif, bukan penalti.

    Peningkatan bantuan layanan jasa manajemen perusahaan untuk UMKM, khususnya untuk perencanaan bisnis, pemasaran, dan akuntansi juga diperlukan dalam ekositem bisnis.

    1. Perdagangan Internasional

    Strategi yang tak kalah penting untuk diterapkan pemerintah adalah peningkatan perdagangan internasional melalui penguatan trade defence/trade remedy (instrumen anti dumping, anti-subsidy dan safeguard measure) untuk melindungi industri dalam negeri dari praktek
    perdagangan internasional negara lain yang tidak sehat.

    Disebutkan, pemerintah telah memperpanjang kebijakan antidumping melaui kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) untuk melindung industri padat karya dalam negeri (Badan Kebijakan Fiskal, 2024).

    “Kebijakan ini perlu dievaluasi secara berkala. Selain itu penguatan kebijakan perdagangan perlu dilakukan baik dalam ranah kebijakan dalam negeri maupun strategi diplomasinya di ranah internasional,” bunyi laporan LPEM FEB UI.

    Saat ini, sejumlah negara berkembang, seperti India dan Vietnam, juga berencana untuk melakukan kebijakan antidumping untuk melindungi industri domestik dari peningkatan volume impor khususnya dari Tiongkok.

    Penguatan pengawasan impor illegal juga diperlukan, terutama penguatan standar mutu dan perlindungan konsumen atas produk impor. Pemerintah juga perlu melakukan harmonisasi tarif impor agar industri dalam negeri terdorong untuk mengembangkan industri hilir maupun hulu.

    Akses pasar global juga perlu diperluas dalam hal utilisasi perjanjian perdagangan bebas yang telah dimiliki Indonesia melalui perluasan pameran dagang, dukungan pemasaran digital dan skema imbal dagang.

    1. Pasar Dalam Negeri

    Sementara strategi pasar dalam negeri, perlu diperkuat melalui optimalisasi pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk menyerap produk lokal. Hal itu ditindaklanjuti dengan penguatan kemitraan dan rantai nilai yang mengintegrasikan produsen kecil dan perusahaan informal menjadi pemasok industri formal.

    Yang tidak kalah penting adalah memperkuat rantai nilai pedesaan-perkotaan, misalnya pengolah pertanian kecil yang memasok ke pasar atau restoran perkotaan. Para pelau usaha juga perlu didorong untuk percepatan literasi dan kefasihan digital.

    1. Infrastruktur Konektivitas dan Logistik

    Strategi infrastruktur konektivitas dan logistik diperlukan untuk mengurangi biaya perdagangan yang tinggi, tidak hanya pada fasilitas fisik, tetapi juga soft infrastructure dan antarmoda.

    Optimalisasi dan integrasi kawasan industri dan infrastruktur konektivitas: kawasan industri yang sudah dibangun saat ini perlu semakin tersinergikan dengan infrastruktur penghubung untuk mengurangi biaya distribusi.

    Diperlukan juga pengembangan klaster industri, zona khusus, dan kawasan industri pedesaan dengan utilitas dasar (listrik, air, transportasi, pengelolaan limbah), dan promosi fasilitas layanan bersama untuk peralatan umum, penyimpanan, dan logistik (dapur umum, laboratorium, bengkel, gudang) untuk mengurangi biaya overhead individu.

    1. Dukungan Teknologi dan Inovasi

    Strategi ini diterapkan melalui insentif untuk adopsi teknologi yang tepat guna. Begitu juga, pusat penyuluhan teknologi untuk peningkatan teknologi berbiaya rendah yang disesuaikan dengan lingkungan yang terbatas sumber dayanya.

    Selain itu, perlu adaptasi teknik tradisional yang dikombinasikan dengan teknik modern misalnya, pengering tenaga surya untuk pengolah makanan skala kecil), serta perluasan subsidi bagi riset, teknologi, dan inovasi dalam manufaktur dasar.

    1. Akses Keuangan dan Input

    LPEM FEB UI juga menekankan perlunya strategi untuk mendukung akses keuangan dan input bagi sektor padat karya. Perluasan pinjaman lunak, jaminan kredit, dan dukungan modal kerja untuk UMKM di sektor padat karya, serta fasilitas akses yang lebih mudah ke lahan, utilitas, dan bahan baku melalui kawasan industri dan infrastruktur bersama.

    Perluasan kredit mikro, pinjaman modal kerja berbunga rendah, dan skema jaminan untuk perusahaan kecil juga diperlukan, termasuk dukungan untuk koperasi dan organisasi produsen untuk menjadi agregator dan mendapat harga input yang lebih baik.

    “Akses keuangan ini bisa juga dalam bentuk hibah untuk start-up, untuk wirausahawan pemula atau pekerja informal yang beralih ke dunia usaha; Jaminan kredit untuk mengurangi risiko pinjaman bagi lembaga keuangan yang mendukung usaha mikro, dan mendorong perluasan sistem pembayaran digital,” bunyi laporan LPEM FEB UI. (jea)

    Share post:

    Subscribe

    spot_imgspot_img

    Popular

    More like this
    Related

    Kebutuhan Anggaran Investasi Pembangunan Infrastruktur US$ 644 Miliar

    BRIEF.ID - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa...

    Pesawat Air India Tujuan London Jatuh, PM Modi: Sungguh Menyayat Hati Tak Terlukiskan

    BRIEF.ID - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengaku...

    Pesawat Air India Tujuan London Jatuh, 242 Penumpang Tewas

    BRIEF.ID - Pesawat Boeing 787‑8 Dreamliner Air India, yang membawa...

    Prabowo Tegaskan Tidak Ada Reshuffle Kabinet

    BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa tidak ada...