BRIEF.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkolaborasi dengan Bio Farma untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus menjawab kebutuhan global untuk produk-produk biologi yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, terus berupaya meningkatkan level maturitas dari 3 jadi 4, serta berjuang memperoleh status WHO-Listed Authority (WLA). Dengan status itu, nantinya peluang produk vaksin Indonesia untuk menembus pasar global akan semakin besar karena produk tidak perlu melalui tahapan evaluasi lagi.
“Perjuangan BPOM ini membutuhkan bantuan dan kesiapan pemangku kepentingan terkait, termasuk Bio Farma,” kata Taruna dikutip dari Antara, Kamis (16/1/2025).
Ia mengatakan, salah satu tugas BPOM adalah menjamin keamanan, efikasi, dan khasiat, serta kualitas obat dan makanan, melalui pengawasan terhadap riset, produksi, hingga distribusi produk obat dan makanan.
Terkait obat-obat baru, selama empat bulan kepemimpinannya, evaluasi terhadap beberapa produk inovasi baru dapat diselesaikan dalam 90 hari kerja dari yang sebelumnya membutuhkan waktu 300 hari kerja.
Taruna menyatakan, kunjungannya ke Bio Farma adalah untuk memastikan semua proses dari riset, produksi, hingga distribusi dan farmakoviligans berjalan sesuai aturan yang ada. Kemudian memberikan dukungan dalam pengembangan teknologi dan inovasi di bidang obat.
Selain itu, diharapkan melalui kunjungan itu BPOM bisa berperan lebih dalam pengawalan bisnis proses produksi dan distribusi produk Bio Farma.
“Kita berharap Bio Farma mampu melakukan dan menghasilkan inovasi obat-obat baru yang dibutuhkan masyarakat,” ujar Taruna. (Ant/nov)