BRIEF.ID – Kinerja moncer PT Bayan Resources Tbk (BYAN) di sepanjang tahun 2022 mengantar perusahaan itu meraih penghargaan Best Coal Company 2022 dari CNBC Indonesia. Penghargaan diterima langsung Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk Dato’ Low Tuck Kwong di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Kesuksesan BYAN tidak lepas dari keberhasilannya menangkap semua potensi yang tersedia, yang tercermin pada seluruh metrik, mulai dari produksi, kinerja keuangan hingga harga saham yang melompat tinggi.
Berdasarkan kajian Tim Riset CNBC Indonesia, Bayan sukses mencatatkan rekor total pendapatan US$ 3,35 miliar hingga akhir Kuartal III-2022. Pendapatan tersebut naik 91,42% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya.
BYAN juga mencatat rekor laba bersih hingga akhir Kuartal III-2022, senilai US$ 1,63 miliar atau naik 150% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Produksi batubara BYAN juga meningkat tipis menjadi 27,8 juta ton dalam 9 bulan pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 27,3 juta ton.
BYAN dinilai konsisten menaati aturan pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri (DMO). Pada Kuartal III-2022, 25% penjualan batubara perusahaan diserap di dalam negeri, 38% untuk pasar Asia Tenggara, 17% untuk kawasan Asia selatan dan 20% sisanya dijual ke wilayah Asia Timur dan Utara.
Perusahaan juga tercatat sebagai satu-satunya emiten batubara utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tidak memiliki utang pinjaman. Perusahaan terakhir kali menerbitkan obligasi pada 2020 untuk mengamankan likuiditas dan telah membayar lunas pada Kuartal IV-2021. Perusahaan mencatatkan net cash sejak Kuartal I-2021 dan terus berlanjut hingga tahun ini.
Kinerja fantastis itu membuat antusiasme investor meledak untuk mengoleksi saham BYAN. Harga saham BYAN naik 442% tahun ini dengan kapitalisasi Rp 487,50 triliun per tanggal 6 Desember 2022.
BYAN juga mematuhi kaidah Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan kontribusi sosial dan ekonomi baik di tingkat regional maupun nasional.
Secara market cap, BYAN hanya kalah dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Katalis positif yang memicu kenaikan harga saham BYAN adalah aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham atau lebih dikenal sebagai stock split.
Awal Desember 2022, saham BYAN resmi melakukan stock split dengan rasio 1:10. Sebenarnya stock split tidak mempengaruhi valuasi maupun fundamental dari suatu emiten.
Sebelum stock split, harga saham Bayan juga sudah terbang, yang dipicu kenaikan harga batubara yang terjadi sepanjang tahun ini.
No Comments