BRIEF.ID – Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed menahan suku bunga acuan untuk kelima kali berturut-turut menjadi salah satu faktor penyebab melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/7/2025), IHSG melemah 65,55 poin atau 0,87 %, ke posisi 7.484,34.
Penurunan terjadi saat pelaku pasar merespons keputusan The Fed yang menjaga suku bunga acuan pada kisaran 4,25%–4,50%, yang memicu sentimen kehati‑hatian di pasar Asia maupun global.
Sempat dua anggota Dewan Gubernur yaitu Christopher Waller dan Michelle Bowman, mengajukan dissent, mendesak penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25 %), suatu situasi yang mencatatkan dual dissent pertama kali sejak tahun 1993.
Alasan penahan suku bunga adalah inflasi yang masih tinggi, terutama disebabkan oleh efek tarif perdagangan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi melambat, meski pasar kerja tetap kuat.
Ketua Fed Jerome Powell menegaskan, keputusan diambil berdasarkan data dan menolak campur tangan politik, khususnya dari Presiden Donald Trump yang menekan agar suku bunga diturunkan segera.
Sementara itu, dari lantai bursa dilaporkan bahwa indeks LQ45, yang mencakup saham-saham unggulan, juga turun menjadi 790,47 atau anjlok 0,96 %, memperkuat tekanan negatif terhadap IHSG. Pada perdagangan pagi, IHSG sempat dibuka sedikit menguat di level 7.551,24, namun berbalik arah menuju zona merah hingga penutupan perdagangan. (nov)