BRIEF.ID – Kementerian Kesehatan RI memperkuat akses layanan pemulihan pasien kanker di Indonesia melalui dukungan fasilitas radiodiagnostik, kedokteran nuklir, dan radioterapi.
“Kemenkes dan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan akses layanan kanker bagi masyarakat Indonesia dan global,” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin seperti dilansir Antara, Senin (22/5/2023).
Menkes mengatakan, bedah dan terapi sistemik, layanan radioterapi, dan kedokteran nuklir menjadi modal penting dalam diagnostik dan terapi kanker.
Indonesia, lanjut Menkes, berupaya keras dalam menanggulangi penyakit kanker yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi serta menimbulkan beban pembiayaan tertinggi kedua setelah penyakit jantung.
Data Globocan pada 2022 melaporkan terdapat 396.914 pasien terdiagnosa kanker di Indonesia, dengan jumlah kematian sebanyak 234.511 kasus.
Saat ini, layanan radioterapi di Indonesia baru tersedia di 17 provinsi. Dan, layanan kedokteran nuklir hanya ada di 10 provinsi di Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya penanganan penyakit kanker, Menkes RI dan Dirjen IAEA menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk berkolaborasi dalam rencana transformasi kesehatan Indonesia dalam memperluas fasilitas radiodiagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir di seluruh Indonesia.
Menkes mengatakan LoI yang diteken mencakup kolaborasi dalam pengembangan dan implementasi peta jalan Indonesia 2023-2027 dalam rencana transformasi kesehatan untuk memperluas fasilitas radiodiagnostik, kedokteran nuklir, dan radioterapi di seluruh Indonesia.
IAEA akan memberikan dukungan kepada Kementerian Kesehatan RI dalam area penilaian kelayakan perluasan kapasitas fasilitas kedokteran nuklir di 34 provinsi di Indonesia, termasuk mendesain pola jaringan untuk instalasi siklotron.
No Comments