Jakarta – Salah satu desainer ternama asal Indonesia Samuel Wattimena mengaku diri belum memahami makna dari Kain Sarung. Namun dirinya menyatakan bahwa ia kagum dengan Kain Khas Indonesia tersebut.
“Ada hal yang perlu kita pedulikan bersama, saya tidak paham dengan makna kain tradisional. Tapi kekaguman saya tidak luntur,” ujarnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (1/3).
Samuel menambahkan bahwa ketidak pahaman akan makna dari Kain Sarung dikarenakan kurangnya wawasan akan hal tersebut. Ketidak pahaman ini membuat desainer-desainer muda di Indonesia tidak terlalu mengerti akan cerita yang tertuang dari Kain Sarung, sehingga banyak dari mereka yang hanya membuat karya desainernya dengan menampilkan warna dan bentuk, tidak mengandung arti.
“Menurut saya kalau kita tidak memberikan wawasan dengan generasi milenial maka makna akan hilang. Desainer muda hanya memperkenalkan dari warna tidak makna maka ini krisis. Maka nilai budaya kita akan hilang. Dan jangan kemudian kita menyesal dan komplain produsen,” kata dia.
“Kain tradisional bukan hanya inspirasi tapi sebagai contoh di photo dan di print. Kalau itu semakin banyak terjadi maka pengrajin didaerah akan maju.” Tambahnya.
Samuel menambahkan bahwa untuk membuat Kain Sarung menjadi trend kedepannya, para desainer-desainer muda harus mampu menciptakan motif-motif baru. Sehingga Kain Sarung akan terus berkembang dan mampu bersaing dengan pasar fashion global.
“Hal itu harus ada kebijakan, untuk mulai menemukan motif baru. Agar ada perkembangan dengan motif lama. Kalau engga dikerjakan maka motif lama akan ditinggalkan. Karena motif tersebut tidak mencerminkan generasi muda.”