Jelang Rilis Inflasi Juli 2024, Rupiah Loyo ke Rp16.262 per dolar AS

BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Srikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (1/8/2024), loyo 0,01% ke Rp16.262 per dolar AS.

Pelemahan kurs rupiah dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp16.260 per dolar AS dipengaruhi rekasi pasar menjelang pengumuman inflasi domestik Juli 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan pasar memprediksi Indonesia akan mengalami deflasi pada Juli 2024, sama seperti yang terjadi pada Juni 2024.

Dia memperikaran, Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2024 akan mengalami deflasi sebesar -0,07 persen secara bulanan atau month on month (mom), atau setara dengan 2,24 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Selain pengaruh inflasi bulanan, pergerakan rupiah juga dipegartuhi pengumuman Bank Sentral AS atau Federal reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) pada level 5,25% sampai 5,50%.

Di sisi lain, Bank Sentral Jepang (BoJ) menyatakan bahwa ekonomi Jepang kemungkinan akan terus tumbuh dalam laju yang moderat, berimplikasi pada optimisme BoJ terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Jepang. Hal itu, meningkatkan kepercayaan terkait prospek pemulihan ekonomi Asia sehingga mendorong sentimen risk-on di pasar keuangan.

Josua memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini akan berada di kisaran Rp16.175 per dolar AS sampai dengan Rp16.275 per dolar AS.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Rupiah Melemah Imbas Tekanan Harga SUN, Investor Cermati Negosiasi Perdagangan Indonesia-AS

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika...

Berada di Zona Hijau, IHSG Rawan Terkoreksi

BRIEF.ID - Indeks Perdagangan Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Harga Emas Antam Turun di Bawah Rp1,9 Juta per Gram Imbas Kebijakan Tarif AS Terbaru

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero)...

Erick Tegaskan Fokus Dampingi Danantara

BRIEF.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick...