BRIEF.ID – Seiring ekspansi kawasan industri di Indonesia, serangkaian insiden keselamatan kerja menyoroti adanya kelemahan sistemik yang kerap terabaikan. Menjawab tantangan ini, PT Nawakara Perkasa Nusantara (Nawakara), perusahaan solusi keamanan terintegrasi, memperkenalkan pergeseran paradigma sistem keamanan reaktif menjadi ekosistem proaktif untuk melindungi produktivitas dan nyawa.
Laporan kecelakaan industri, mulai dari ledakan hingga paparan limbah beracun, sering kali bukan disebabkan oleh kurangnya peralatan, melainkan oleh ketidaksiapan sistem dalam mendeteksi dan merespons risiko sejak dini. Tragedi seperti operator yang tewas tersengat listrik pada Mei 2025 atau ledakan fatal di fasilitas pemurnian nikel menjadi bukti nyata bahwa pengawasan pasif tidak lagi memadai.
“Kami melihat adanya jeda antara potensi bahaya dan waktu respons yang kerap terlalu panjang. Di sinilah pentingnya membangun ekosistem keamanan yang tidak hanya melihat ke belakang, tapi membaca ke depan,” ujar Satria Djaya Najamuddin, Deputy CEO & Transformation PT Nawakara Perkasa Nusantara.
Untuk menjembatani jeda tersebut, Nawakara membangun sistem berbasis prinsip Plan – Prevent – Protect, di mana keamanan menyatu dengan proses bisnis. Inisiatif kuncinya mencakup Digital Monitoring System dengan CCTV berbasis AI untuk analisis prediktif, yang mampu mengenali anomali hingga potensi risiko seperti asap atau suhu ekstrem. Ini didukung oleh Environmental Sensor Integration yang menyebar sensor gas, tekanan, dan suhu di titik rawan untuk memberi peringatan dini. Dari sisi manusia, Nawakara menyiapkan Emergency Response Team (ERT) terlatih khusus dan Command Center 24/7 untuk pemantauan serta respons terkoordinasi. Seluruh fondasi ini diperkuat dengan Audit Keamanan dan Simulasi berkala berstandar SMK3, ISO 45001, dan ISO 22301 untuk memastikan kesiapan nyata di lapangan.
Mengadopsi sistem keamanan proaktif bukanlah sekadar pengeluaran, melainkan investasi pada keberlanjutan bisnis. Sebuah insiden dapat menghentikan operasi selama berminggu-minggu dan mengguncang kepercayaan investor. Perusahaan yang telah bertransformasi melaporkan penurunan frekuensi kecelakaan, peningkatan waktu respons, dan proses audit yang lebih lancar.
“Dalam banyak proyek yang kami tangani, pendekatan kami selalu dimulai dari audit risiko menyeluruh hingga pelatihan simulasi di lapangan. Kami tidak hanya memasang sistem, tapi memastikan setiap prosedur keamanan benar-benar dijalankan dan dievaluasi secara berkala,” jelas Satria Djaya.
Pada akhirnya, keamanan yang efektif adalah fondasi dari budaya industri yang sesungguhnya. Nawakara hadir untuk membantu perusahaan menyusun sistem yang bekerja selaras dengan operasional, dimulai dari pemetaan risiko hingga memastikan setiap personel siap bertindak saat dibutuhkan. Sudah saatnya kawasan industri mengambil langkah konkret, karena keamanan yang baik adalah kunci untuk menjaga bisnis tetap berjalan, setiap hari. (*)