BRIEF.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan Jakarta terancam banjir besar menjelang akhir 2024, bahkan mirip bencana awal tahun 2020.
Perkiraan ini didasarkan pada potensi curah hujan yang meningkat hingga 20% dari rata-rata normal, mulai akhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan peningkatan curah hujan di wilayah Jakarta dipicu berbagai fenomena yang terdeteksi sepanjang akhir tahun 2024, seiring seruak dingin dari dataran tinggi Siberia.
“Fenomena seruak dingin dari Siberia ini telah kami deteksi sejak minggu lalu, dan diperkirakan akan mencapai wilayah Indonesia pada pertengahan hingga akhir Desember 2024,” kata Dwikorita, seperti dikutip, Jumat (6/12/2024).
Seruak dingin tersebut diperkirakan akan memicu angin kencang, gelombang tinggi, dan peningkatan curah hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, khususnya di Jakarta dan wilayah sekitarnya.
“Selain itu, fenomena La Nina yang sedang berlangsung memperparah situasi dengan meningkatkan curah hujan secara signifikan,” ujar Dwikorita.
Dia mengungkapkan, sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Sumatera dan Jawa, kini telah memasuki musim hujan. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada akhir Desember hingga Januari 2024, dengan curah hujan meningkat hingga 20% dari rata-rata normal.
Seiring fenomena seruak dingin dari dataran tinggi Siberia, peningkatan curah hujan akan meningkat bahkan berpotensi memicu hujan disertai cuaca ekstrem, yang menimbulkan bencana banjir di wilayah Jakarta, seperti yang terjadi pada Januari 2020.
Sebagai informasi, banjir besar pada awal tahun 2020 menyebabkan 390 RW di 151 kelurahan di Jakarta terendam, dengan ketinggian air mencapai 350 cm di beberapa lokasi.
Selain ancaman banjir, Dwikorita juga mengingatkan potensi gangguan transportasi laut akibat cuaca ekstrem, yang harus diwaspadai masyarakat.
“BMKG memastikan akan terus memantau fenomena cuaca yang terjadi. Kami berharap hal ini tidak terjadi, namun berdasarkan deteksi yang ada, peluangnya tetap ada,” tutur Dwikorita.