BRIEF.ID – Pejabat Israel dan Hamas resmi menandatangani kesepakatan gencatan senjata di Doha, Qatar, pada Kamis (16/1/2025) malam waktu setempat.
Kesepakatan gencatan senjata dicapai Israel dan Hamas melalui mediasi Amerika Serikat (AS) dan Qatar pada Rabu (15/1/2025), namun penandatanganan dokumen kesepakatan tertunda dan baru dilakukan pada Kamis (16/1/2025).
Seperti dilansir Fox News, seorang sumber yang hadir dalam penandanganan kesepakatan itu, menyampaikan gencatan senjata akan dimulai setelah ada kepastian hasil voting (pemugutan suara) dari Kabinet Keamanan Israel.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu meminta waktu untuk pemungutan suara Kabinet Keamanan Israel pada terkait kesepakatan gencatan senjata tersebut pada Jumat (17/1/2025), dan akan menyampaikan hasilnya pada Sabtu (18/1/2025).
Penundaan pemungutan suara Kabinet Keamanan Israel tersebut, menunda dimulainya gencatan senjata, yang seharusnya berlaku hari ini, Jumat (17/1/2025). Hal itu juga berarti pembebasan tiga sandera pertama dari pihak Israel dan Hamas yang dijadwalkan pada Minggu (19/1/2025) atau Senin (20/1/2025) tertunda.
Meski demikian, PM netanyahu dikabarkan telah memerintahkan koordinator penyanderaan untuk bekerja sama dengan Kementerian Keamanan israel guna mempersiapkan pembebasan tahanan dari kelompok Hamas.
Seorang pejabat AS mengatakan penandatanganan kesepakatan gencatan senjata hampir tidak dilakukan pejabat Israel dan Hamas, karena perbedaan pendapat terkait daftar akhir tahanan, yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Hamas menuntut untuk menukar beberapa nama dalam daftar tersebut dengan para pemimpin militer kelompok militan yang menjalani beberapa hukuman seumur hidup karena merencanakan dan mengatur bom bunuh diri.
Israel sebelumnya telah menggunakan hak veto yang dimilikinya sebagai bagian dari kesepakatan untuk memblokir pembebasan mereka tetapi Hamas kembali mengangkatnya sebagai tuntutan baru dalam negosiasi tersebut.
Utusan Presiden AS Joe Biden untuk Timur Tengah, Brett McGurk, utusan Presiden AS terpilih Donald Trump, Steve Witkoff, dan mediator Qatar dan Mesir berdiskusi selama beberapa jam di Doha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pejabat Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan terkait tahanan yang akan dibebaskan, sehingga perjanjian tersebut ditandatangani secara resmi pada Kamis (16/1/2025).
“Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh pejabat dari Israel, Qatar, dan Hamas. Penasihat utama Timur Tengah Presiden Joe Biden, Brett McGurk, menandatangani kesepakatan tersebut sebagai perwakilan AS,” kata sumber seperti dikutip Fox News, Jumat (17/1/2025).