BRIEF.ID – Investor saat ini menantikan hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Hal ini mendorong terjadinya fluktuasi dalam perdagangan di bursa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di level 8.632,76 atau turun 0,09% pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/12/2025). Rupiah ditutup menguat tipis di pasar spot pada level Rp 16,648 per dolar AS.
Setelah sempat mencapai level intraday tertinggi baru lagi di 8.689, IHSG mengalami pullback yang antara lain dipicu oleh kondisi jenuh beli yang terlihat dari candlestick yang dekat dengan upper Bollinger Band.
Indikator MACD dan Stochastic RSI juga mengindikasikan momentum yang melemah. Meskipun demikian, IHSG masih berada di uptrend dengan berada di atas MA20, MA50, dan MA200. Pada pekan ini diperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 8.600-8.700.
Pada pekan depan, dari domestik akan dirilis sejumlah data indikator ekonomi, yaitu penjualan sepeda motor bulan November 2025, pada Senin (8/12/2025), Indeks Keyakinan Konsumen bulan November 2025 pada Selasa (9/12/2025), dan penjualan ritel bulan Oktober 2025, Rabu (10/12/2025).
Mayoritas mata uang di Kawasan Asia menguat terhadap dolar AS, seiring ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, pada 10 Desember 2025. Mata uang India melemah mendekati level terendah setelah Reserve Bank of India menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25% seperti yang diperkirakan.
Harga emas di pasar spot bergerak menguat di kisaran US$ 4.227 per troy ons menjelang dirilisnya indeks PCE prices dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Fokus perhatian investor global adalah pertemuan The Fed, pada 9-10 Desember 2025 waktu AS. Jika indeks PCE prices yang dirilis masih relatif dengan harapan pasar, maka potensi penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 bps akan semakin besar pada pertemuan tersebut.
Saham-saham yang dapat diperhatikan, pada perdagangan sepanjang pekan ini adalah PNLF, TLKM, MEDC, ADMR, MBMA, dan PGEO. (nov)


