BRIEF.ID – Saham-saham bursa Wall Street New York, Amerika Serikat (AS), pada perdagangan Jumat (3/10/2025) bergerak fluktuatif dengan indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi di tengah ekspektasi penurunan suku bunga yang tetap bertahan, meskipun penutupan pemerintah (government shutdown) di AS memasuki hari ketiga. Dow Jones juga mencatat rekor penutupan tertinggi, dan Nasdaq berakhir melemah.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 238,56 poin, atau 0,51%, menjadi 46.758,28, indeks S&P 500 naik 0,44 poin, atau 0,01%, menjadi 6.715,79, dan indeks Nasdaq Composite turun 63,54 poin, atau 0,28%, menjadi 22.780,51.
Di kawasan Asia-Pasifik pasar ditutup bervariasi seiring investor mencermati ketegangan yang mereda dalam hubungan dagang antara China dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Bursa Eropa ditutup menguat menandai kenaikan mingguan terbaik dalam lima bulan terakhir. Penguatan ini dipicu oleh lonjakan saham sektor kesehatan dan pertambangan, serta meningkatnya optimisme pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Dikutip dari Harga minyak dunia ditutup naik tipis namun mencatat penurunan mingguan tajam hingga 8,1% akibat kekhawatiran rencana peningkatan pasokan dari OPEC+. Minyak Brent naik US$ 42 sen atau 0,7% ke US$ 64,53 per barel, dan WTI naik US$ 40 sen atau 0,7% ke US$ 60,88 per barel. Secara mingguan, Brent anjlok 8,1% terbesar dalam lebih dari tiga bulan, dan WTI turun 7,4%.
Harga emas melonjak mendekati rekor tertinggi sepanjang masa didorong kekhawatiran terhadap dampak ekonomi akibat potensi government shutdown AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Harga emas spot naik 0,78% ke US$ 3.886,54 per ons setelah sempat menembus rekor US$ 3.896,49, sementara kontrak berjangka emas AS untuk Desember ditutup naik lebih dari 1% di US$ 3.908,9 per ons. Dalam sepekan, harga emas naik lebih dari 3%, dan sepanjang 2025 telah melesat 47,95%.
Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) turun mengakhiri reli dua hari akibat pelemahan harga minyak kedelai dan minyak mentah.
Kontrak CPO Oktober 2025 turun 11 Ringgit menjadi 4.400 Ringgit per ton, Desember melemah 4 Ringgit ke 4.442 Ringgit, dan Januari 2026 terkoreksi 4 Ringgit ke 4.457 Ringgit per ton, sementara kontrak November 2025 naik tipis 1 Ringgit ke 4.418 Ringgit per ton.
Harga batu bara menguat setelah laporan penurunan produksi dalam negeri India memicu rebound harga. Batu bara Newcastle untuk kontrak Oktober naik US$ 0,15 ke $105 per ton, November naik US$ 0,5 ke US$ 108, dan Desember naik US$ 0,5 ke US$ 109,85 per ton.
Sebaliknya, harga batu bara Rotterdam justru melemah, dengan kontrak Oktober turun US$ 0,25 ke US$ 92,05, November turun US$ 0,1 ke US$ 93,85, dan Desember turun US$ 0,4 ke US$ 94,8 per ton.
Rupiah ditutup menguat 35 poin atau 0,21% ke level Rp 16.563 per dolar AS di pasar spot, pada Jumat (3/10/2025). Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (Jisdor) mencatat rupiah berada di posisi Rp 16.611 per dolar AS. (nov)