Investasi Korea Selatan di Indonesia Periode 2019-2023, Tembus US$ 13,9 Miliar

July 4, 2024

BRIEF.ID – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, total realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia, sepanjang tahun 2019-2023 sebesar US$ 13,9 miliar. Investasi dari Korea Selatan didominasi sektor hilirisasi, di mana salah satu di antaranya adalah PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten.

“Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi asal Korea Selatan untuk periode 2019 hingga triwulan I 2024 mencapai US$ 13,9 miliar,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Bahlil mengatakan,  Korea Selatan menempati posisi 7 negara sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia. Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Korea Selatan yaitu listrik, gas, dan air mencapai 21%,   industri otomotif  18%, serta industri mesin dan elektronik sejumlah 10%. Ia juga mengapresiasi proyek investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia yang diresmikan  Presiden Joko Widodo di  PT HLI Green Power, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Ia mengatakan, investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini mencapai US$ 4,46 miliar. Disebutkan, apabila semua tahapan  mulai dari pertambangan, smelter, High Pressure Acid Leach (HPAL), prekursor, sel baterai, hingga mobil  sudah siap dilakukan, Indonesia akan menjadi salah satu negara pemain ekosistem baterai mobil listrik, khususnya yang berbahan baku nikel.

“Kami tanya di dunia sudah ada belum yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil. Ternyata belum ada, dan kita, Indonesia, yang pertama untuk melakukan hal ini,” ujarnya.

Perjuangan untuk merealisasikan investasi ini, lanjut Bahlil,  membutuhkan upaya  luar biasa  semua pihak, terutama pada masa pandemi Covid-19.

”Hari ini, menandakan babak baru di mana kita sama-sama menyaksikan proses peresmian pabrik baterai mobil listrik yang terintegrasi. Total investasi US$ 9,8 miliar minus investasi dari Hyundai untuk mobil.  Jadi, kalau diakumulasikan semuanya itu kurang lebih US$ 11-12 miliar. Ini adalah investasi terbesar untuk satu ekosistem yang ada di Indonesia, khususnya baterai sampai dengan mobilnya,” kata dia.

No Comments

    Leave a Reply