BRIEF.ID – Inflasi Indonesia pada Maret 2025 diprediksi meningkat seiring berakhirnya diskon tarif listrik dan kenaikan harga bahan pokok selama bulan puasa.
Ekonom memproyeksikan inflasi Indonesia pada Maret 2025, yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (8/4/2025), akan kembali meningkat, setelah pada Februari 2025 terjadi deflasi.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengatakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia diperkirakan akan mencatat tingkat inflasi sebesar 1,89% secara bulanan atau month-on-month (mom) pada Maret 2025, menyusul deflasi -0,48% mom pada Februari 2025.
“Pendorong utama inflasi adalah berakhirnya diskon tarif listrik untuk pelanggan pra-bayar, yang diperkirakan berkontribusi sebesar 1,47 poin persentase [ppt] terhadap inflasi umum,” seperti dikutip Bloomberg Technoz, Senin (7/4/2025).
Selain itu, harga bahan pokok yang meningkat selama bulan puasa dan menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, juga menjadi penyumbang inflasi Maret 2025.
Faktor lain kenaikan harga bahan bakar pada Maret 2025, juga berkontribusi terhadap inflasi harga yang diatur pemerintah.
Sebaliknya, tarif transportasi udara, yang biasanya meningkat selama Idulfitri, diperkirakan akan menurun karena adanya insentif dari pemerintah sekitar 13-14%.
Insentif terkait transportasi lainnya, termasuk diskon untuk jalan tol dan transportasi darat seperti bus, membantu menahan laju inflasi harga yang diatur pemerintah. (jea)