BRIEF.ID – Pemerintah Republik Indonesia (RI) mengundang Konfederasi Swiss untuk berkolaborasi di berbagai sektor strategis, mulai dari perdagangan, investasi, kerja sama ketenagakerjaan, dan dukungan untuk aksesi Indonesia ke dalam OECD.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan sekaligus Federal Councillor Swiss Guy Parmelin di Paris, Prancis, Selasa (3/6/2025) mengungkapkan akan terus mendorong penguatan kerja sama dan perluasan ke sektor-sektor strategis.
“Total perdagangan Indonesia–Swiss pada tahun 2024 tercatat sebesar US$ 2,33 miliar atau 0,47% dari nilai seluruh perdagangan Indonesia dan dunia,” kata Airlangga.
Ia mengatakan, ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 1,5 miliar dengan impor mencapai US$ 800 juta.
Sementara itu, realisasi investasi Swiss di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$ 244,9 juta, meningkat 63,22% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Nilai ini berkontribusi sebesar 0,41% terhadap total investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) di Indonesia pada tahun yang sama,” jelas dia.
Saat ini, kata Airlangga, terdapat sekitar 150 perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia, sedangkan di Swiss ada 11 bisnis yang dioperasikan diaspora Indonesia.
Untuk terus meningkatkan hubungan kedua negara, Airlangga mendorong penguatan kerja sama dan perluasan ke sektor-sektor strategis.
“Pemerintah Indonesia mengapresiasi Pemerintah Swiss yang telah menyelenggarakan Pertemuan ke-10 Joint Economic and Trade Commission (JETC) di Bern pada 23 April 2024 lalu. Kami mengundang Swiss untuk kolaborasi di area strategis seperti investasi industri berbasis teknologi dan rendah karbon, kesehatan, dan ekonomi digital,” tutur Airlangga. (nov)