Indonesia – Malaysia Sepakat Melawan Diskriminasi Sawit Uni Eropa

BRIEF.ID – Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Malaysia sepakat  untuk melawan diskriminasi kelapa sawit yang kini dilakukan  Uni Eropa melalui EU Deforestation – Free Regulation (EUDR), yang  dikeluarkan pada 16 Mei 2023.

Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim di  Seri Perdana,  Putrajaya, Malaysia,  Kamis (8/6/2023).

“Jangan sampai komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh Malaysia, oleh Indonesia, didiskriminasi di negara lain,” tegas Presiden Jokowi.

Ia mengatakan akan terus  mendorong kolaborasi untuk melawan diskriminasi kelapa sawit dan komoditas lainnya.

“Saya sangat menghargai misi bersama yang dilakukan Indonesia-Malaysia ke Brussels, Belgia,” kata Presiden Jokowi.

Selain  masalah kelapa sawit, kedua pemimpin juga  membahas sejumlah kerja sama Indonesia-Malaysia  di berbagai bidang, salah satu di antaranya  menyangkut batas laut teritorial yang  diselesaikan setelah hampir 18 tahun proses negosiasi.  

“Saya menyambut baik penyelesaian negosiasi batas laut teritorial di Laut Sulawesi dan Selat Malaka bagian selatan setelah 18 tahun proses negosiasi, 18 tahun bisa diselesaikan. Alhamdulillah berkat Dato’ Seri Anwar Ibrahim,” kata Presiden Jokowi.

Ia berharap proses negosiasi perbatasan lainnya dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat, termasuk perbatasan di Sebatik dan Sinapad–Sesai.

Perjanjian Perdagangan

Pada kesempatan  itu, Presiden Jokowi  menyambut baik penyelesaian sejumlah memorandum of understanding (MoU)  kedua negara terkait perjanjian lintas batas (border crossing agreement), perjanjian perdagangan perbatasan (border trade agreement), sertifikasi halal, dan kerja sama promosi investasi.

Kedua pemimpin juga membahas perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI). Presiden Jokowi secara khusus mengapresiasi komitmen PM Anwar untuk memperkuat perlindungan PMI dan juga penegakan hukum yang adil bagi para pekerja Indonesia.

“Saya dan Pak Anwar sepakat untuk membentuk mekanisme khusus bilateral untuk menyelesaikan masalah-masalah pekerja migran Indonesia. Saya juga mendorong Community Learning Center di Semenanjung segera diwujudkan, dan juga WNI yang ada di Depo Imigrasi juga bisa segera dipulangkan, serta one channel system harus dioptimalkan,” kata Presiden Jokowi.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Erick Tegaskan Fokus Dampingi Danantara

BRIEF.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick...

Terlibat Judi Online, Muhaimin Pastikan Bansos Dicabut

BRIEF.ID – Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menyatakan  akan...

Gubernur Pramono Temui Korban Banjir di Rawajati

BRIEF.ID - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menemui masyarakat...

Menkeu Komentari Kebijakan Presiden Trump Soal Tarif 32%

BRIEF.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka...