BRIEF.ID – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, keberlanjutan industri perikanan harus dijaga melalui peningkatan daya saing produknya di pasar global dan menjaga keberlanjutan populasi ikan tuna.
“Indonesia merupakan negara produsen ikan tuna, cakalang, dan tongkol terbesar dunia dengan kontribusi sekitar 15%,” kata Sakti pada pembukaan The 1th Indonesia Tuna Conference (ITC-1) & The 7th International Coastal Tuna Business Forum (ICTBF-7) di Nusa Dua Bali, Rabu (24/5/2023).
Di hadapan ratusan peserta dari dalam dan luar negeri, Sakti mengungkapkan bahwa tahun 2021 produksi tuna dan cakalang Indonesia mencapai 791.000 ton dengan nilai sekitar Rp22 triliun.
Industri tuna, lanjutnya, selama ini berkontribusi besar pada peningkatan ekonomi masyarakat nelayan, penciptaan lapangan kerja, hingga menghasilkan devisa bagi negara
“Sejumlah upaya yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di antaranya menyusun Harvest Strategy pengelolaan tuna di perairan kepulauan yang sejalan dengan kebijakan ekonomi biru Penangkapan Ikan Terukur,” kata dia.
Pada tahun 2021, Pemerintah memperbarui Rencana Pengelolaan Tuna Nasional (NTMP) untuk periode 2021-2026. Harvest strategy tuna di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia merupakan bagian penting dari rencana aksi NTMP. Sebuah proses berkelanjutan telah disusun dari pembentukan kerangka Harvest Strategy pada tahun 2018 hingga menjadi Harvest Strategy Yellowfin Tuna, Bigeye Tuna, dan Cakalang di WPP 713, 714 dan 715.
No Comments