Jakarta – Pemerintah Indonesia akan lebih fokus pada pengembangan dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Alam (SDM) di lima tahun ke-depan. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan untuk mengembangkan hal tersebut maka peningkatan pendidikan akan lebih didorong, sehingga memegang peranan sentral bagi upaya tersebut.
Maka itu, Presiden Jokowi mengajak pemerintah Belanda untuk dapat meningkatkan kerja sama dalam hal pendidikan.
“Dalam pertemuan, kita juga membahas upaya peningkatan kerja sama di bidang vokasi, termasuk di bidang kemaritiman dan keperawatan,” kata Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama.
Jokowi menjelaskan, Belanda merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Eropa, baik di bidang perdagangan, investasi, maupun pariwisata. Di antara negara-negara Eropa, Belanda merupakan mitra perdagangan nomor dua terbesar, mitra investasi nomor satu, dan mendatangkan wisatawan nomor empat terbesar dari Eropa.
“Kerja sama ini akan terus kita perkuat dengan menggunakan kerangka kemitraan komprehensif yang sudah dimiliki oleh kedua negara, Indonesia dan Belanda,” lanjutnya.
Di tengah situasi perekonomian dunia yang mengalami tren pelemahan, Jokowi memandang perlu upaya meningkatkan kerja sama ekonomi dengan banyak mitra, termasuk dengan Belanda.
Di bidang perdagangan, Indonesia dan Belanda sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan yang terbuka dan adil. Dalam konteks ini, Jokowi kembali menyampaikan kekhawatiran Indonesia untuk kebijakan Uni Eropa terhadap kelapa sawit.
“Saya juga menghargai kerja sama yang baru saja ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda di New York tanggal 26 September 2019 yang lalu, mengenai pengembangan kapasitas petani kecil sawit untuk menghasilkan kelapa sawit yang lestari,” paparnya.
Sementara itu, di bidang investasi Jokowi mengajak Belanda untuk meningkatkan kemitraan di bidang infrastruktur maritim dan pengelolaan air. “Sebagai penutup saya berikan apresiasi kepada pemerintah Belanda yang secara konsisten tegas menghormati kedaulatan negara Republik Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, PM Rutte mengaku senang bisa mengunjungi Indonesia kembali. Untuk diketahui, ini merupakan kunjungan ke-3 PM Rutte ke Indonesia setelah sebelumnya juga berkunjung pada tahun 2013 dan 2016.
“Banyak hubungan sejarah antara kedua negara dan kita juga mendorong kerja sama baru di masa depan melalui pariwisata, juga pertukaran mahasiswa, dan tentu saja hubungan perdagangan,” kata PM Rutte.
Terkait kelapa sawit, PM Rutte menyebut, pihaknya berupaya untuk mengubah situasi kompleks menjadi peluang.
“Kami berupaya untuk mengubah situasi kompleks ini menjadi peluang. Seperti yang tadi disampaikan, MoU baru saja ditandatangani dan MoU tersebut akan fokus pada pengembangan kapasitas petani skala kecil,” ujarnya.
Menurut PM Rutte, banyak sekali area kerja sama lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan oleh Indonesia dan Belanda. Termasuk di antaranya tentang pengelolaan air, kesehatan, perubahan iklim, dan pengelolaan sampah.
“Saya harap bersama-sama kita akan memanfaatkan peluang tersebut,” imbuhnya.