BRIEF.ID – Ekonomi aplikasi seluler global tetap menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada tahun ini, meskipun menghadapi perubahan privasi yang berkelanjutan dan meningkatnya biaya. Tiga negara yakni Indonesia, India dan Vietnam memimpin pertumbuhan di Asia Pasifik, didorong oleh meningkatnya pendapatan gim seluler.
Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru yang diluncurkan oleh Adjust, berjudul “Mobile App Growth Report: 2025 Edition”. Adjust merupakan perusahaan pengukuran dan analitik terkemuka, yang juga bagian dari AppLovin, perusahaan publik dengan kode saham (ticker) APP di bursa saham Nasdaq.
Mobile App Growth Report: 2025 Edition mengungkap, secara global instalasi dan sesi aplikasi meningkat masing-masing sebesar 11% dan 10% tahun ke tahun (YoY) pada paruh pertama tahun ini. Ini seiring para pemasar beradaptasi dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), penargetan yang dipersonalisasi, serta fokus baru pada retensi pengguna. Pertumbuhan aplikasi secara keseluruhan dipimpin oleh kawasan Asia Pasifik (APAC), di mana aplikasi gim dan hiburan terus mendominasi.
“Tantangan bagi para pemasar saat ini bukanlah kekurangan data, tetapi mengetahui sinyal mana yang paling penting,” ujar Tiahn Wetzler, Direktur Konten dan Insight, Adjust, dalam keterangan resmi.
“Dengan keterlibatan dan retensi pengguna yang sama pentingnya dengan volume instalasi dan efisiensi biaya, Adjust meluncurkan Growth Score sebagai tolok ukur yang memberikan kejelasan bagi pemasar untuk memprioritaskan investasi, menangkap peluang, dan mempertahankan pertumbuhan di tengah lanskap yang semakin kompetitif. Dan tahun ini, kami melihat kejelasan tersebut paling kuat tercermin di kawasan Asia Pasifik,” papar Tiahn.
Untuk laporan 2025 ini, Adjust menganalisis lebih dari 5.000 aplikasi terkemuka secara global untuk mengidentifikasi di mana dan bagaimana ekonomi aplikasi seluler berkembang—serta di mana potensi akuisisi pengguna paling besar dapat dieksplorasi.
Growth Score Adjust dibangun berdasarkan empat parameter berbobot (jumlah instalasi, efisiensi biaya per instalasi (CPI), jumlah sesi per pengguna per hari, dan retensi pengguna), yang menyeimbangkan skala, efisiensi, dan kualitas.
Rata-rata Growth Score global tahun 2025 tercatat sebesar 29,2, yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tunggal untuk memahami kinerja di berbagai wilayah, negara, dan vertikal aplikasi. Berdasarkan skor regional dan negara, Adjust juga membuat peta pertumbuhan yang merangkum hasil temuan tersebut.
APAC Sebagai Pemimpin Pertumbuhan Global
Berdasarkan laporan, Asia Pasifik memimpin semua wilayah dengan Growth Score sebesar 45, jauh melampaui rata-rata global. Hal ini menegaskan kombinasi kuat antara skala, efisiensi biaya, dan keterlibatan pengguna di kawasan tersebut, terutama di pasar berkembang seperti India (49) dan Indonesia (43,1).
Adapun Vietnam (33,9) dan Filipina (33,3) juga menunjukkan momentum yang kuat, sementara Jepang (30,9) dan Malaysia (29,9) mencatatkan kinerja solid seiring pasar yang lebih matang beralih fokus pada retensi dan monetisasi.
Kategori gim tetap menjadi vertikal dominan secara regional, dengan Growth Score sebesar 37, terus melampaui kategori aplikasi lainnya. Subvertikal seperti musik (41,2), kartu (35,7), dan papan permainan (34,6) menjadi pendorong utama keterlibatan pengguna, mencerminkan budaya gim yang kuat dan beragam di kawasan ini.
Asia Pasifik diperkirakan akan menghasilkan pendapatan gim sebesar US$66,7 miliar pada tahun 2025, menjadi pangsa terbesar secara global. Pertumbuhan ini didorong oleh populasi muda yang besar, meningkatnya popularitas e-sports, serta serta ekspansi model monetisasi gabungan yang mengombinasikan berbagai sumber pendapatan.
India memimpin secara global dalam kategori gim dengan Growth Score 52,2, berkat lebih dari 650 juta gamer seluler dan biaya akuisisi yang sangat rendah, yakni hanya US$0,03 pada paruh pertama tahun 2025. Indonesia (40,1) dan Vietnam (36,2) juga termasuk di antara pasar gim dengan pertumbuhan tercepat di dunia, menunjukkan bagaimana ekonomi yang lebih kecil dapat berkembang pesat.
Selain gim, aplikasi hiburan mencatat skor 31,9, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap platform video dan media sosial di kawasan ini. Aplikasi utilitas (28,6) serta foto & video (26,7) juga mencatat performa kuat, sementara aplikasi keuangan (22,9) dan belanja (22,6) mencerminkan pergeseran APAC menuju perbankan seluler dan pengalaman berbasis e-commerce.
Meski Asia Pasifik memimpin, kawasan lain juga menunjukkan kekuatan tersendiri. Timur Tengah, Afrika Utara, dan Turki (33,3) dan Eropa (32,4) mencatat performa stabil dengan tingkat retensi dan monetisasi yang solid, sementara Amerika Latin (30,5) menunjukkan pertumbuhan pesat di pasar seperti Argentina. Amerika Utara (27,3) tetap menjadi pasar yang bernilai tinggi namun sudah matang, dengan fokus pada monetisasi dibandingkan akuisisi pengguna baru.
Berdasarkan sektor, aplikasi gim secara global masih mendominasi dengan Growth Score tertinggi (45,8), diikuti oleh marketplace & iklan baris (40,8), berita & majalah (36,4), serta aplikasi perbankan (33,6).
“Momentum yang kami lihat di Asia Pasifik mencerminkan perubahan besar dalam cara konsumen berinteraksi dengan aplikasi seluler,” kata April Tayson, Wakil Presiden Regional untuk INSEAU, Adjust.
“Dari gim hingga finansial, pengguna kini mencari pengalaman yang lebih imersif dan memberikan nilai lebih, dan inovasi inilah yang akan membentuk masa depan ekonomi aplikasi global,” tutupnya. (smu)