BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih rawan koreksi pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (11/9/2025). Berdasarkan analisa Phintraco Sekuritas, IHSG akan bergerak di level resistance 7.800, pivot 7.700, dan support 7.600.
Pada perdagangan Rabu (10/9/2025) IHSG ditutup menguat 70,40 poin atau 0,92% di level 7.699,01, setelah selama tiga hari berturut-turut mengalami koreksi. Saham-saham perbankan yang mengalami koreksi dalam selama dua hari terakhir mulai ditutup di area positif.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengeluarkan kebijakan bahwa dari total Rp 425 triliun kas negara di Bank Indonesia (BI), sekitar Rp 200 triliun akan segera dimasukkan ke sistem perbankan sebagai deposito untuk menambah likuiditas bank dan mendorong pertumbuhan kredit. Kebijakan itu diharapkan akan mendorong pergerakan ekonomi sehingga memicu pertumbuhan.
Indeks keyakinan konsumen Indonesia pada Agustus 2025 turun ke level 117,2 dari 118,1 di Juli 2025. Ini merupakan level terendah sejak September 2022, karena lima dari enam sub-indeks mengalami penurunan. Investor akan mencermati data retail sales Juli 2025 yang diperkirakan tumbuh 1,5% YoY dari 1,3% YoY (11/9).
Investor juga menantikan data CPI dari Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis Kamis (11/9/2025). Data ini diperkirakan naik menjadi 0,3% MoM di Agustus 2025 dari 0,2% MoM di Juli 2025, sehingga secara YoY diperkirakan menjadi 2,9% YoY dari 2,7% YoY.
Dari Euro Area, investor akan mencermati hasil pertemuan ECB yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada level 2,15%.
Secara teknikal, indikator MACD masih menunjukkan pelebaran negative slope. Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di area oversold, namun belum menunjukkan reversal. Sehingga IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran level 7600-7800.
Saham-saham yang direkomendasikan di antaranya, AMRT, UNVR, BBYB, ARTO, dan AKRA. (Nov)