BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali tertekan ke zona merah setelah sempat dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2025).
Di awal sesi I perdagangan saham hari ini, IHSG dibuka di level 6.524, namun langsung berbalik arah ke zona merah hingga menyentuh level 6.475. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,83% atau 6,09 poin ke posisi 731,68.
Hingga pukul 11:00 waktu JATS, IHSG terpantau masih bergerak di zona merah, dan berada di level 6.443. Sepanjang 2 jam perdagangan, IHSG sempat menyentuh level terendah di 6.402 dan level tertinggi di 6.528.
Data BEI menunjukkan sebanyak 391 saham turun harga, 168 saham naik harga, dan 207 saham tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan mencapai 6.393 miliar lembar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 511.336 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp4,760 triliun.
Pelemahan IHSG terutama dipicu saham-saham pertambangan yang aktif dijual investor, sehingga mengalami penurunan harga di kisaran 0,5% hingga 5%.
Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau merosot 5,51% atau Rp375 menjadi Rp6.425 per saham, disusul PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang terkoreksi 3,13% atau Rp225 menjadi Rp6.175 per lembar, hingga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang turun 2,30% atau Rp35 menjadi Rp1,490 per saham.
Investor asing terpantau masih melakukan aksi jual atau melepas saham-saham potensial, terutama yang berkapitalisasi besar (big caps) di BEI.
Pelemahan bursa saham AS, Wallstreet dan bursa kawasan Asia juga menjadi faktor pemberat yang membuat IHSG tertekan pada perdagangan hari ini.
Selain itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang turun sebesar 0,09% secara tahunan atau year on year (yoy) di Februari 2025, menjadi katalis negatif bagi pergerakan IHSG.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diprediksi masih melanjutkan pelemahan dan bergerak di kisaran level support 6.430 dan level resistance 6.500.