IHSG ke Zona Merah & Harga Pangan Dunia Tembus Titik Tertinggi, Efek Rusia vs Ukraina

Jakarta, 24 Februari 2022- Gejolak geopolitik di Eropa Timur, menyusul perintah operasi militer Presiden Rusia Vladimir Putin di wilayah Donbass yang terletak di Ukraina bagian Timur, memicu koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mengerek naik harga komoditas pangan dunia ke titik tertinggi baru.

IHSG terjatuh ke zona merah dengan pelemahan hampir 2% pada Kamis (24/2) siang ini. Mengutip laporan Bisnis.com, berdasarkan data Bloomberg, IHSG sempat anjlok 1,96% menjadi 6.783,13 pada pukul 11.04 WIB. Lalu, indeks merangkak naik hingga ke level 6.807,44 pada akhir perdagangan sesi I.

Saham-saham berkapitalisasi pasar besar berjatuhan dan menyeret turun IHSG. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengalami penurunan paling dalam sebesar 2,76% menjadi Rp4.230, lalu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 1,56% menjadi Rp4.410. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga terkoreksi 0,93 % menjadi Rp7.975. Kemudian saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) melemah 2,22% menjadi Rp7.700.

Pelemahan di pasar bursa juga dialami sejumlah indeks saham utama di kawasan Asia Pasifik yang kompak turun ke teritori negatif siang ini. Indeks Topix di Jepang turun 1,83%, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 3,11%, dan indeks Kospi di Korea Selatan turun 2,52%.

Pengamat Pasar Modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi mengungkapkan kalau ada perang Rusia vs Ukraina, harga minyak sawit (crude palm oil/CPO), batu bara, nikel, minyak bumi dan lainnya akan meningkat signifikan.

Sementara itu, di pasar komoditi berjangka, gandum dan kedelai memimpin reli panjang tanaman berjangka karena para pedagang fokus pada konflik politik antara eksportir biji-bijian utama Rusia dan Ukraina. Selain itu juga risiko kekeringan terhadap berkurangnya hasil panen di Amerika Selatan.

Melansir laporan Bloomberg, harga biji-bijian dan minyak biji-bijian telah jatuh karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ini memicu kekhawatiran bahwa pengiriman dapat terganggu dari negara-negara tersebut. Setiap gangguan pada pengiriman dapat menaikkan biaya produk makanan pada saat harga sudah berada di level tertinggi satu dekade.

Sementara itu, kondisi cuaca kering telah mengeringkan kawasan panen di Amerika Selatan, meredupkan prospek hasil di daerah-daerah pertumbuhan utama seperti Brasil, negara produsen dan pengirim kendelai nomor 1 dunia.

Komoditas gandum di pasar berjangka Chicago naik 4,2% menjadi $8,8875 per bushel (gantang), tertinggi sejak akhir 2012, sebelum menetap di $8,8475. Kedelai naik sebanyak 2,5% menjadi $16,75 per bushel, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 2012 sebelum menutup sesi perdagangan di $16,71. Minyak kedelai juga menyentuh harga tertinggi tertinggi sejak 2008.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

2026 Diproyeksi Menantang, Indonesia & Thailand Tetapkan Kebijakan Moneter Lebih Longgar

BRIEF.ID – Dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia...

Pemerintah Terbitkan PP 49 Tahun 2025 tentang Pengupahan

BRIEF.ID - Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49...

IHSG Terhempas dari Level 8.700, Investor Lancarkan Profit Taking

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Tertekan ke Level Rp16.700 per Dolar AS Meski BI Tahan Suku Bunga

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah tertekan ke level...