BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutupp rontok ke level 6.648 dengan nilai transaksi mencapai Rp11,541 triliun.
Berdasarkan data RTI hingga pukul 16.30 waktu JATS, IHSG ditutup turun 1,40% atau 94,434 poin ke level 6.648. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG sempat menyentuh level terendah di 6.585, dan level tertinggi di 6.742.
Tekanan jual yang dilancarkan investor membuat 407 saham mengalami penurunan harga, dan hanya 194 saham yang naik harga, sedangkan 193 saham lainnya tidak mengalami penurunan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan mencapai 17,826 miliar lembar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.304.140 kali, dan nilai transaksi tercatat mencapai Rp11,541 triliun.
Mayoritas sektor berada di zona merah, terutama pada sektor keuangan, konstruksi, properti, dan pertambangan. Sedangkan sektor yang tetap menunjukkan pertumbuhan adalah barang konsumsi dan kesehatan.
Pengamat menilai pelemahan IHSG semakin dalam, karena investor merespon negatif kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu, semakin menambah skeptisme investor terhadap peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang semakin terakumulasi dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kondisi tersebut, semakin diperparah dengan sentimen negatif dari pemberlakuan kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang terbaru untuk impor baja dan aluminium sebesar 25%.
Investor semakin cemas karena minimnya kebijakan domestik untuk meredam dampak dari penguatan dolar AS dan kebijakan tarif AS, yang telah mempengaruhi pasar keuangan. Itu sebabnya, banyak investor memilih melepas saham, dan beralih ke emas juga kripto.
