BRIEF.ID – Ketua Majelis Jemaat (KMJ) yang juga Ketua III Fungsionari Majelis Sinode (FMS) GPIB, Pendeta Sarah Tahitu Hengkesa mengajak umat kristiani menjalani hidup dalam terang, rendah hati, dan penuh ketulusan. Hidup dalam terang seperti yang diteladankan Yesus Kristus akan menjamin kehidupan orang percaya memiliki masa depan cerah.
Ajakan itu disampaikan Pendeta Sarah saat memimpin Ibadah Malam Natal Tahun 2025, di GPIB Siloam Jakarta Barat, pada Rabu (24/12/2025) malam.
Dalam khotbahnya bertema “Hidup Dalam Terang,” yang diambil dari Yohanes 1:4-9, Pendeta Sarah secara eksplist menyatakan bahwa tidak mudah untuk menjalani kehidupan dalam terang seperti diajarkan Yesus Kristus. Selain banyak tantangan, juga hambatan yang menghadang di depan.
Di sisi lain, lanjutnya, kini banyak orang yang mengaku percaya tetapi menjalani hidupnya sesuka hati, tertutup, tidak jujur, dan tidak tulus. Bahkan, tidak sedikit yang memanfaatkan gereja sebagai tempat empuk untuk bersembunyi dari berbagai kesalahan yang dilakukan.
“Setiap orang harus tahu dan percaya bahwa di dalam Yesus ada hidup dan hidup itu sesungguhnya adalah terang, yang bercahaya dalam kegelapan. Yesus yang lahir di Betlehem menyelamatkan manusia dari berbagai dosa dan kesalahan,” jelas Pendeta Sarah.
Di hadapan ratusan jemaat yang menghadiri Ibadah Malam Natal, Pendeta Sarah mengungkapkan bahwa Yohanes Pembaptis dengan penuh kerendahan hati menyatakan bahwa ia tidak layak untuk membuka tali kasut Yesus, yang datang ke dunia dengan penuh kemuliaan.
Sebagai utusan Allah, Yohanes menyatakan bahwa ketidaklayakan itu menegaskan bahwa dirinya bukan mesias, bukan Tuhan, dan bukan pula raja.
“Yesus adalah terang. Yesus berkata, Akulah terang dunia. Yohanes datang sebagai saksi dan utusan Allah, bersaksi tentang terang itu supaya melalui Yesus, semua orang menjadi percaya,” jelas dia.
Menurut Pendeta Sarah, manusia sebagai ciptaan Allah sudah mendapatkan terang itu, tetapi tidak mau hidup dalam terang. Padahal kesaksian Yohanes mendeklarasikan bahwa kelahiran Yesus adalah untuk membuka berbagai persoalan yang tertutup dan menyingkap segala sesuatu yang tersembunyi.
“Yohanes secara terbuka menyatakan bahwa ia hanyalah pembuka jalan, bukan mesias, bukan Tuhan, dan bukan pula raja. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak,” tegas Pendeta Sarah.
Sebagai orang percaya, Pendeta Sarah menyatakan, saatnya bagi orang percaya untuk bertobat, melakukan hal-hal baik, dan hidup rendah hati. Jangan hanya berbicara tentang Tuhan semata, tetapi lakukan firman Tuhan dalam kehidupan beriman setiap hari sehingga menjadi contoh bagi orang lain.
“Alkitab menyatakan apabila kamu jujur dan rendah hati, maka kamu punya masa depan yang cerah. Seperti kata Rasul Paulus, hidup adalah untuk Kristus. Maka, seringlah kita berbicara dengan Tuhan dan mintalah hikmat dari-Nya,” pungkas Pendeta Sarah. (nov)


