BRIEF.ID – Riset menemukan ketidakpuasan yang meluas di kalangan Gen Z terhadap demokrasi di Indonesia saat ini. Kendati demikian, kelompok generasi masa depan ini akan tetap pergi ke tempat pemungutan suara untuk mencari pemimpin yang berintegritas dan memiliki platform anti-korupsi.
Kesimpulan itu mengemuka dari hasil riset berjudul “Indonesia Gen Z Report 2024” kolaborasi antara IDN Research Institute dan Advisia yang baru saja dirilis.
Riset yang dilakukan terhadap 300 Gen Z di 10 kota di Indonesia menemukan bahwa sebanyak 59% Gen Z merasa kualitas demokrasi masih kurang dan 15% benar-benar tidak puas terhadap demokrasi di Indonesia saat ini. Hanya 24,3% mengatakan mereka cukup puas dan minoritas kecil 1,7% yang menyatakan sangat puas.
Ketika ditanya mengenai pandangan responden kalangan Gen Z mengenai sistem politik, 25,3% mengatakan demokrasi mungkin bukan pilihan yang tepat dalam situasi tertentu, sedangkan 10,7% mengatakan bahwa sistem politik apa pun tidak akan mengubah apa pun. Sementara itu, 64% dari Gen Z yang disurvei berpendapat bahwa demokrasi masih lebih unggul dibandingkan alternatif lain.
“Ketidakpuasan itu muncul 25 tahun setelah reformasi politik Indonesia, yang membawa gelombang baru demokrasi di Indonesia. Hal ini mengkhawatirkan, karena mengikis kepercayaan terhadap demokrasi sebagai sebuah sistem politik. Kekecewaan yang semakin besar terhadap demokrasi ini bukanlah hal yang bisa dianggap enteng,” tulis laporan tersebut sebagaimana dikutip BRIEF.ID, Selasa (5/12/2023).
Kekecewaan terhadap demokrasi di kalangan Gen Z Indonesia mungkin terkait erat dengan persepsi mereka mengenai kurangnya kemajuan dalam pemberantasan korupsi, yang sering kali melibatkan pejabat pemerintah.
Beberapa contoh kasus yang melibatkan pejabat pemerintah seperti Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate dan Menteri Sosial Juliari Batubara telah menimbulkan kekhawatiran dan turut menimbulkan rasa ketidakpuasan terhadap sistem demokrasi.
Bahkan, Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tahun 2022 yang dirilis Transparency International pada awal tahun 2023 menunjukkan bahwa Indonesia mendapat skor 34 dan menempatkannya pada peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei. CPI adalah ukuran komprehensif yang digunakan untuk menilai persepsi korupsi di sektor publik, dengan skala mulai dari nol (menunjukkan tingkat korupsi yang tinggi) hingga 100 (mencerminkan lingkungan yang sangat bersih).
Namun, terlepas dari kekecewaan Gen Z terhadap demokrasi Indonesia saat ini, mayoritas responden tetap mengungkapkan niat mereka untuk berpartisipasi dalam pemilu mendatang. Mereka percaya bahwa pejabat terpilih akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan mereka sehari-hari dan keadaan bangsa secara keseluruhan.
Secara khusus, sebanyak 70,3% responden Gen Z dalam survei ini menunjukkan komitmen mereka untuk terlibat dalam semua Pemilu, dan 15% menyebutkan partisipasi mereka dalam pemilu presiden secara eksklusif. Sementara itu, hanya 13% yang masih ragu-ragu, dan sebagian kecil yang menyatakan niat mereka untuk tidak memilih.
“Mengeksplorasi visi Generasi Z tentang masa depan ideal bagi Indonesia dapat memberikan wawasan berharga tentang cara memulihkan kepercayaan mereka terhadap demokrasi,” tulis riset tersebut. (ano)
No Comments