Harga Emas Dunia Loyo Imbas Revisi Besar-Besaran Data Ketenagakerjaan AS

BRIEF.ID – Harga emas dunia loyo pada perdagangan hari ini Senin (4/8/2025), imbas revisi besar-besaran data ketenagakerjaan non-pertanian dari US Bureau of Labor Statistics.

Pada perdagangan pagi ini, harga emas dunia bergerak melemah ke kisaran US$3.350,47 per troy ounce, terkoreksi 0,37% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Hal itu melanjutkan koreksi terhadap harga emas dunia setelah naik lebih dari 2% pada perdagangan Jumat (1/8/2025).

Selain karena aksi profit taking, pelemahan harga emas dunia tidak lepas dari perkembangan terbaru data ketenagakerjaan yang dilaporkan US Bureau of Labor Statistics, akhir pekan lalu.

Laporan itu menyebutkan penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) di Negeri Paman Sam pada Juli adalah 73.000. Angka terebut jauh di bawah ekspektasi pasar dengan perkiraan 110.000.

Bahkan US Bureau of Labor Statistics juga melakukan revisi besar-besaran terhadap angka lapangan kerja non-pertanian Juni 2025, yang dipangkas dari 147.000 menjadi hanya 14.000, dan dari 144.000 menjadi hanya 19.000 pada Mei 2025.

Revisi besar-besaran data lapangan kerja non-pertanian AS tersebut akan memberi tekanan bagi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR).

“Pukulan di pasar tenaga kerja makin terasa. Akan ada tekanan bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Federal Reserve perlu menurunkan suku bunga acuan pekan ini,” kata Kathy Bostjancic, Kepala Ekonom Nationwide, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Kathy Bostjancic bahkan menyarankan The Fed untuk menggelar rapat tak terjadwal atau darurat untuk menurunkan Federal Funds Rate, guna mengantisipasi pukulan dari data ketenagakerjaan AS yang jauh dari ekspetasi.

Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) The Fed baru akan menggelar rapat penentuan suku bunga acuan pada pertengahan September 2025, namun Bostjancic menilai rapat darurat dapat dilakukan segera.

Dia memperkirakan dengan perkembangan terbru revisi data lapangan kerja non-pertanian AS, The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan pada Desember 2025.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi bergejolak, biasanya investor akan cenderung melirik emas untuk menyelamatkan portofolio mereka. Emas juga merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), sehingga memegang emas jadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2025 Melambat, Diprediksi Hanya 4,8%

BRIEF.ID - Pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB)...

IEU-CEP Terapkan 0% Produk Ekspor Tekstil dan Sawit Indonesia

BRIEF.ID - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan,  produk-produk ekspor Indonesia...

Riduan Dirut Baru Bank Mandiri

BRIEF.ID - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dalam...

RUPSLB Bank Mandiri Angkat Riduan Sebagai Direktur Utama

BRIEF.ID - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)...