Harga BRIS Berpotensi Naik 18,15% Ditopang Kinerja Solid

BRIEF.ID – Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (kode saham: BRIS) berpotensi naik sebesar 18,15% hingga level Rp2.930 per saham, ditopang kinerja solid perseroan.

Hal itu, disampaikan Miftahul Khaer, analis Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Menurut dia, di tengah tekanan terhadap saham sektor keuangan, BRIS berpeluang mengalami kenaikan harga karena pertumbuhan laba yang terjaga, dan prospek bisnis keuangan syariah yang menjanjikan.

Pada tahun buku 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28% secara tahunan (year-on-year/yoy), yakni mencapai Rp7,01 triliun.

Menurut Miftahul, dengan perolehan laba bersih Rp7,01 triiun pada tahun 2024, BSI memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dengan  memberikan dividen sebesar 12,21% dari laba bersih tersebut.

“BSI diprediksi akan melakukan pembayaran dividen lagi sebesar 1% kepada pemegang saham. Ini menjadi sentimen positif, yang mendongkrak harga BRIS,” ujar Miftahul.

Selain itu, Net Interest Margin (NIM) atau rasio jumlah pendapatan bunga bersih dalam aktiva produktif BSI  juga tetap kompetitif, meski turun menjadi 5,00% pada 2024 dibandingkan 5,55% pada 2023, karena biaya pendanaan yang lebih tinggi.

Di sisi Return on Equity (ROE) atau indikator kinerja perseroan dibandingkan laba bersih juga tercatat sebesar 15,60%, dan diproyeksikan sebesar 13,20% pada tahun 2025.

Potensi kenaikan saham BRIS juga ditopang oleh prospek bisnis keuangan syariah yang terus meningkat. Aset keuagan syariah diprediksi tumbuh dalam kisaran Rp3.157,9 triliun hingga Rp3.430,9 triliun pada tahun 2025.

Pembiayaan syariah juga diproyeksikan meningkkat sebesar 12,4% YoY, mencapai Rp713 triliun pada tahun 2025.

Selain itu, lanjut Miftahul, pertumbuhan Tabungan Haji yang mencatat lonjakan yang mengesankan sebesar 1.315%.

Miftahul mengungkapkan, Kiwoom Sekuritas Indonesia, melakukan riset terhadap pergerakan saham BRIS dengan peemeringkatan Nilai Wajar.

“Kami menilai BRIS dengan metode campuran DDM (40%), PBV (30%) dan PE (30%) yang menghasilkan harga Rp2.930 per saham atau potensi kenaikan sebesar 18,15%. Rekomendasi kami untuk BRIS adalah kenaikan signifikan atau overweight,” ungkap Miftahul.

Meski  demikian, investor disarankan tetap mencermati risiko yang membuat saham BRIS masih tertekan di tengah kondisi fluktuasi pasar keuangan.

“Tentunya risiko yang harus dicermati termasuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, dan kebijakan pemerintah,” tutur Miftahul.

Pada perdagangan hari ini, BRIS ditutup melemah 0,81% atau Rp20 menjadi Rp2.460 per saham. Selama sebulan terakhir, harga saham tersebut terkoreksi sebesar 1,99%.  (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Jumat Agung, Pendeta Sarah: Keselamatan Manusia Datang Melalui  Pengorbanan Yesus

BRIEF.ID – Keselamatan manusia datang melalui penderitaan salib dan...

Mentan Ungkap Ada Pengamat Terlibat Proyek Fiktif Senilai Rp 5 Miliar di Kementan

BRIEF.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan...

Trihari Paskah, GPIB “Siloam” Jakarta Barat Gelar Ibadah Kamis Putih

BRIEF.ID - Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)...

Mantan Ketua KPU Jadi Saksi Kasus Sekjen PDI Perjuangan

BRIEF.ID - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), periode 2017–2022...