Hadapi Tantangan “Berat” IHSG Diperkirakan Lanjutkan Pelemahan

BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan, menyusul saham-saham Wall Street yang ditutup bervariasi, pada Rabu (30/7/2025) setelah sesi perdagangan bergejolak, yang dipicu pernyataan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed Jerome Powell yang meredam ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga, pada pertemuan September mendatang.

Pada perdagangan Rabu (30/7/2025)  IHSG ditutup melemah 68,02 poin atau 0,89% ke level 7.549,89. Indeks LQ45 turun 6,91 poin atau 0,86% ke posisi 798,15. Sebanyak 283 saham ditutup menguat, 321 saham melemah, dan 200 saham stagnan.

Jumlah transaksi tercatat sebanyak 1.847.809 kali dengan volume perdagangan mencapai 30,64 miliar lembar saham senilai Rp15,15 triliun.

Saham-saham dengan kenaikan harga tertinggi antara lain SSTM, IKAN, ISEA, SWID, dan JAST, serta saham-saham dengan penurunan harga terbesar meliputi VAST, SMMA, SUNI, BBLD, dan APEX.

Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 1,02 triliun dengan net sell terbesar terjadi pada saham-saham big bank seperti BBCA Rp 413,17 miliar, BMRI Rp 318,02 miliar, PGEO Rp 163,13 miliar, BBRI Rp 114,87 miliar, dan NSSS Rp 52,36 miliar.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,38% ke 44.461,28. S&P 500 melemah 0,12% ke 6.362,90. Nasdaq Composite menguat 0,15% ke 21.129,67,  The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25–4,5%, meskipun menghadapi tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendorong pemangkasan secara agresif.

Dikutip dari D’Origin,  di kawasan Asia-Pasifik, pasar diperdagangkan bervariasi setelah pembicaraan AS-Tiongkok di Swedia berakhir tanpa perpanjangan gencatan tarif pada Selasa (29/7/2025) waktu AS. “Para negosiator AS menyatakan bahwa penundaan kenaikan tarif belum bersifat final sampai Presiden  Trump menyetujui rencana tersebut,” demikian hasil analisa D’Origin,  pada Kamis (31/7/2025).

Dampak Tarif

Dilaporkan, bursa Eropa ditutup mendatar seiring investor mencermati dampak tarif terhadap kinerja keuangan emiten besar seperti Adidas, Porsche, dan Aston Martin yang mengisyaratkan potensi kenaikan harga di pasar AS. Pelaku pasar juga menantikan laporan keuangan triwulanan pertama sejak ketidakpastian perdagangan membayangi sentimen pasar.

Harga minyak dunia ditutup naik lebih dari 1% karena  dipicu  tekanan Presiden  Trump terhadap Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina dan ancaman tarif bagi negara-negara yang masih berdagang minyak dengan Moskow.

Minyak Brent pengiriman September naik 73 sen (1,01%) menjadi $73,24 per barel, sementara kontrak Oktober naik 79 sen (1,1%) ke $72,47 per barel.

Harga emas dunia melemah lebih dari 1% setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuan dan tidak memberi sinyal jelas soal waktu pemangkasan suku bunga, sementara data ekonomi AS yang kuat menekan minat terhadap emas sebagai aset tanpa imbal hasil.

Harga emas spot turun 1,5% ke US$ 3.275,92 per ons, dan kontrak berjangka emas AS melemah 0,8% ke US$ 3.352,8 per ons.  Nilai tukar Rupiah ditutup menguat tipis 0,02% ke level Rp 16.405 per dolar AS pada Rabu (30/7/2025), naik 4 poin dibandingkan penutupan sebelumnya, sementara kurs referensi Bank Indonesia (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp 16.387 per dolar AS pada perdagangan sore hari. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Keputusan The Fed Tahan Suku Bunga, Faktor Penyebab Pelemahan IHSG

BRIEF.ID - Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed...

Ditutup Melemah, IHSG Terpangkas 65,55 Poin

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah...

Disiplin Kelola Likuiditas, Fondasi BRI Jaga Efisiensi Biaya Dana

BRIEF.ID - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau...

Raih Laba Rp26,53 T, BRI Lanjutkan Transformasi Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan

BRIEF.ID - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau...