BRIEF.ID -Emiten penyedia jasa transportasi LNG terintegrasi PT. GTS Internasional Tbk. (GTSI) terus membenahi kinerja fundamental, sebagai upaya serius untuk keluar dari papan pemantauan khusus atau full call auction (FCA).
GTSI sendiri masuk papan FCA sejak 31 Mei 2024 karena menyandang kriteria 1. Di mana perseroan memiliki harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51,00; dan dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5.000.000 dan volume kurang dari 10.000 selama 3 bulan terakhir.
Terkait hal tersebut, Direktur GTSI Dira K. Mochtar belum lama ini mengatakan saat ini posisi perseroan memang memang masuk dalam papan pemantauan khusus. Hal itu, kata dia, adalah bagian dari keputusan otoritas bursa untuk memproteksi investor.
“Kami sebenarnya dari sisi manajemen lebih ingin memperbaiki kinerja fundamental bisnis kami. Agar secara organik bisa lepas dari FCA. Dan itu sudah menjadi target kami saat awal diamanahkan menjadi manajemen di GTSI,” tuturnya menekankan.
Perseroan sendiri mencatatkan pertumbuhan kinerja fundamental yang kuat per semester I/2025. GTSI membukukan pendapatan bersih bertumbuh 11%, laba bersih melesat 63% dan aset naik 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun GTSI melakukan perombakan struktur top management pada April 2025 di mana Dira ditunjuk menjadi direktur. Sedangkan posisi direktur utama diemban oleh I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
Dira memaparkan, untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan perseroan sudah menyiapkan berbagai strategi. Pertama, perluasan armada dengan penambahan kapal LNG Carrier berkapasitas besar. Tujuannya untuk memperkuat kapasitas pengangkutan, dan memperkuat keandalan rantai pasok LNG. Juga menggantikan kapal yang sudah tua, serta meningkatkan efisiensi dan keandalan operasional perusahaan.
Kedua pengembangan infrastruktur, di mana GTSI mengoptimalkan kapal-kapal LNG menjadi FSU dan FSRU sebagai solusi yang cepat, ekonomis, andal, dan terbukti secara operasional. Langkah ini akan memperkuat rantai pasokan LNG nasional.
Ketiga, keandalan rantai pasok yaitu GTSI memastikan ketangguhan, efisiensi, dan keselamatan operasional di setiap aspek. GTSI pun menyediakan peralatan pendukung yang redundan untuk menjamin kelancaran pengiriman LNG secara berkesinambungan dan mendukung pasokan gas nasional.
Perusahaan juga tengah mengembangkan diversifikasi bisnis ke sektor LNG Mini Plant dan distribusi LNG untuk industri menengah, termasuk sektor HOREKA (Hotel, Restoran, dan Kafe). Langkah tersebut ditempuh untuk memperluas ekosistem bisnis gas terintegrasi yang dimiliki.
“Dengan demikian kita bisa memingkatkan kinerja perusahaan yang akan secara otomatis memperbaiki harga saham. Dan secara otomatis bisa keluar dari FCA di kemudian hari. Manajemen saat ini berfokus untuk meningkatkan revenue, net profit dengan mesin penggeraknya adalah pertumbuhan aset. Melalui aset yang terus berkembang dan utilisasi optimal, ini akan mendongkrak kinerja fundamental,” tuturnya.
Langkah-langkah strategis itu pun diharapkan dapat meningkatkan kapasitas, efisiensi, dan keandalan pengiriman LNG. Sekaligus memperkokoh posisi GTSI di industri LNG domestik maupun regional. Adapun dalam lima hari terakhir saham GTSI diperdagangkan di kisaran Rp46-Rp56 per lembar saham. Sedangkan harga kewajaran saham GTSI berada di level Rp140 per lembar saham. (lsw)